Artikel ini membahas mengenai keterlibatan komunitas sebagai salah satu cara berpartisipasi dalam perencanaan di perkotaan. Penulis berangkat dari studi-studi sebelumnya yang membahas keterlibatan komunitas dengan NGO dalam perencanaan partisipatif, namun kurang membahas proses yang terjadi padahal penting untuk diketahui. Studi-studi lain melihat berbagai motif keterlibatan komunitas, namun belum secara spesifik melihat tekanan dari pemegang kekuasaan ternyata dapat menghadirkan tokoh penggerak komunitas yang meningkatkan keterlibatan menjadi lebih aktif. Penelitian lain membahas adanya dampak bagi komunitas berupa peningkatan kapasitas komunitas, yang dalam artikel ini sejalan dengan pendapat penulis. Oleh karena itu, artikel ini ingin melengkapi penjelasan dari studi-studi sebelumnya tersebut. Artikel ini berargumen bahwa keterlibatan komunitas dalam perencanaan perkotaan dipicu oleh faktor yang berasal dari luar yaitu tekanan dari pemegang kekuasaan dan aktor penggerak yang kemudian membawa dampak peningkatan kapasitas komunitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data dikumpulkan dengan observasi dan wawancara mendalam dengan komunitas yang tinggal di Kampung Tongkol, Jakarta Utara.
This article discusses about community engagement as one of the ways to participating in urban planning. The author set out from previous studies that discuss participatory planning of community engagement and NGOs, but have not yet seen the process of engagement of both, while the process is important. Other studies have looked at the motives of community engagement, but have not specifically looked at the pressure put by the power-holders that in fact can bring a pioneer figure that increases the engagement to become more active. Other studies discussed the impact to the community on community capacity building, which has the same line of opinions with the authors. Therefore, this article would like to complete the explanation of the previous studies. This article argues that community engagement in urban planning is triggered by extrinsic factors such as pressure from power holders and pioneer figure that bring impacts on community capacity building. The writer applies qualitative method in this research. The data is collected by observing and conducting in-depth interviews with people living in Kampung Tongkol, Jakarta Utara.