Transportasi publik merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan aksesibilitas kepada masyarakat. Berkembangnya transportasi publik dan meningkatnya jumlah armada membantu masyarakat untuk mendapatkan kesempatan untuk mengakses daerah- daerah lebih mudah. Teknologi telah mencapai era inovasi dari penggunaan informasi. Inovasi ini juga diimplementasikan Transjakarta untuk membangun aplikasi Tije. Tije merupakan aplikasi yang memudahkan perencanaan perjalanan dalam penggunaan Transjakarta. Penelitian ini akan mencari tahu hubungan persepsi masyarakat dengan Tije dengan faktor penggunaan aplikasi dan evaluasi dari aplikasi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kekurangan Tije serta memberikan inovasi fitur yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pendekatan Design Science Research (DSR) digunakan untuk mencapai tujuan tersebut karena telah terbukti kecakapannya pada penelitian- penelitian sebelumnya. Melalui penerapan DSR dalam tiga iterasi yang terdiri dari (1) analisis faktor yang memengaruhi penggunaan aplikasi Tije, (2) mengidentifikasi permasalahan yang terdapat pada fitur lama serta menemukan inovasi fitur dari pendapat ahli, dan (3) membuat revisi desain antarmuka dengan kesimpulan yang ditemukan pada bagian pertama dan kedua. Hasil iterasi I menunjukkan bahwa model memiliki kemampuan yang cukup moderat untuk memprediksi intensi, lemah memprediksi norma pribadi, dan sangat lemah dalam memprediksi kegunaan. Iterasi ini juga membuktikan bahwa meskipun Model D&M ISS dan model TPB memiliki dampak yang sama dengan penelitian terdahulu, NAM tetap tidak dapat digunakan dengan citra aplikasi Tije yang dimiliki masyarakat saat ini. Selain itu, kendala terbanyak berasal dari kategori (1) terkait masalah teknis, (2), kendala fungsionalitas, dan (3) kendala perangkat. Hasil iterasi II memvalidasi kendala dan fitur serta mengidentifikasi masalah dan wawasan relevan oleh para ahli dan komuter, seperti pengguna yang terganggu dengan implementasi fitur pelacakan bis yang tidak berfungsi seharusnya dan ide fitur terkait masalah sosial seperti kekerasan,serta usulan platform para komuter untuk berbagi informasi. Iterasi II mengimplikasikan bahwa penelitian ini menjadi pelopor pencarian masalah dan validasi Tije serta menambahkan pandangan lain dari penelitian sebelum terkait. Hasil iterasi III menghasilkan rekomendasi desain antarmuka dari fitur yang paling layak dari sisi usability, berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap pengguna aplikasi Tije. Penelitian ini diharapkan dapat mendukung penelitian-penelitan sebelumnya dalam mengadopsi metodologi DSR untuk mengevaluasi dan mengembangkan aplikasi mobilitas, Selain itu, melalui penelitian ini, diharapkan Tije dapat menjadi aplikasi mobilitas yang dapat diandalkan oleh pengguna ketika menggunakan Transjakarta.
Public transportation is a government effort to improve accessibility for the public. The development of public transportation and the increase in the number of vehicles help people to have easier access to different areas. Technology has reached an era of innovation through the use of information. Transjakarta has implemented this innovation by creating the Tije application. Tije is an application that facilitates trip planning using Transjakarta. This study aims to investigate the relationship between public perception of Tije and factors influencing app usage and evaluation. The objective is to identify the shortcomings of Tije and provide innovative features that meet user needs. The Design Science Research (DSR) approach is used to achieve this goal, as it has proven its effectiveness in previous studies. Through the application of DSR in three iterations, consisting of (1) analyzing the factors influencing the usage of the Tije application, (2) identifying problems with the existing features and finding innovative features based on expert opinions, and (3) revising the interface design based on the conclusions drawn from the first two parts. The results of iteration I indicates that model can predict intention quite good, weak in predicting personal norms, and very weak in predicting usage. This iteration also proves that even though the D&M ISS Model and TPB models have a similar impact with previous researches, NAM still cannot be used in with the current image Tije application has with the mass. Other than that, the most common challenges come from the categories of (1) technical issues, (2) functional constraints, and (3) device limitations. The results of the second iteration validate the challenges and features, and identify relevant issues and insights from experts and commuters, such as users being disturbed by the malfunctioning tracking feature of buses and feature concepts for social problems like violence and the addition of a platform for commuters to share information. Iteration II implies that this study is the pioneer of problem and validation of Tije and provides another perspective on previous studies related. The results of iteration III produce interface design recommendations from the most feasible features from a usability perspective, based on evaluations conducted on Tije application users. It is hoped that this research can support previous research in adopting the DSR methodology to evaluate and develop the mobility application. In addition, through this research, it is hoped that Tije can become a mobility application that users can rely on when using Transjakarta.