Kajian ini mendeskripsikan bagaimana budaya damai dapat dikembangkan dengan kegiatan dan pendalaman keagamaan, mengingat budaya damai memiliki terkait erat dengan perkembangan budaya damai itu sendiri di masyarakat. Adapun fokus kajian ini adalah Pesantren kilat, sebuah miniatur pesantren bagi siswa yang durasinya singkat dan tidak seperti pesantren seperti biasa. Tujuan dari pesantren ini adalah agar para siswa mendapatkan materi keagamaan dan pembiasaan yang baik dalam kehidupan sehari hari seperti pesantren sehingga kebiasaan dari pelatihan pesantren kilat ini terinternalisasi menjadi bagian dari kepribadiannya. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik penggalian data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa kegiatan pesantren kilat yang dilaksanakan dua hari satu malam, di sekolah Ibadurrohman, Ciruas, Serang, dengan beberaapa materi seperti mencari teman yang baik, Muslim Perspektif, Genggam Al-Qur’an, Taklukkan Dunia, Menebar kebaikan di era digital. Pelaksanaan pesantren kilat yang dikembangkan di masyarakat khususnya di SLTA di Serang dapat memberikan dampak yang positif dalam rangka mengembangkan keagamaan, terlebih khusus membangun budaya damai dengan menanamkan saling percaya, menerima terhadap perbedaan, tenggang rasa, dan toleransi baik sesama peserta, antar panitia, maupun antar panitia dan peserta.