Perawatan pasien dengan gangguan jiwa melibatkan pemberian regimen psikofarmaka, terapi, dan perawatan di rumah sakit. Meskipun demikian, tingkat readmisi pasien psikiatri tinggi, dengan risiko yang bervariasi, termasuk perubahan regimen psikofarmaka. Studi ini mengeksplorasi hubungan antara perubahan regimen psikofarmaka dan tingkat readmisi pasien psikiatri di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Dengan hasil proporsi readmisi sebesar 23,5%, pasien yang kembali didominasi oleh kelompok usia 18-29 tahun (78,8%), perempuan (66,7%), dan yang berdomisili di Jakarta (66,7%). Skizofrenia dan gangguan afektif adalah diagnosis multiaksial yang umum. Perubahan regimen psikofarmaka, termasuk dosis (61,1%), merk (55,5%), dan jenis obat (30,5%), menunjukkan olanzapin sebagai obat yang paling umum diberikan (13,3%). Analisis statistik menunjukkan hubungan signifikan antara perubahan regimen psikofarmaka dan readmisi, dengan nilai uji chi sebesar 0,003 dan OR 3,560. Temuan ini konsisten dengan proporsi readmisi pada studi sebelumnya. Kesimpulannya, perubahan regimen psikofarmaka dapat meningkatkan risiko readmisi tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan pasien tanpa perubahan regimen tersebut. Penemuan ini memberikan wawasan penting untuk memperbaiki strategi perawatan psikiatri dan mengurangi tingkat readmisi.
The treatment of patients with mental disorders involves a combination of psychopharmacological regimens, therapy, and hospital-based care. However, readmission rates for psychiatric patients remain elevated, with various factors contributing to this phenomenon, including changes in psychotropic medication regimens. This study explores the relationship between changes in psychopharmaceutical regimens and the readmission rate of psychiatric patients at Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM). With the result, readmission proportion of 23.5%, returning patients were dominated by the 18-29 year age group (78.8%), women (66.7%), and those who lived in Jakarta (66.7%). Schizophrenia and affective disorders are common multiaxial diagnoses. Changes in psychopharmaceutical regimen, including dose (61.1%), brand (55.5%), and type of drug (30.5%), showed olanzapine as the most commonly prescribed drug (13.3%). Statistical analysis showed a significant relationship between changes in psychopharmaceutical regimen and readmission, with a chi test value of 0.003 and OR 3.560. These findings are consistent with the proportion of readmissions in previous studies. In conclusion, a change in psychopharmaceutical regimen can increase the risk of readmission three times higher compared to patients without a change in regimen. These findings provide important insights for improving psychiatric treatment strategies and reducing readmission rates.