Capaian bauran energi terbarukan Indonesia tahun 2019 sebesar 10,2 GW masih dibawah target RUEN yaitu sebesar 13,9 GW, dimana Photovoltaic (PV) Rooftop hanya menyumbang 0,19% (19,57 MW). Guna mempercepat penggunaan
PV Rooftop, perlu diterapkan Tarif Premium
PV Rooftop oleh PT. PLN. Untuk menerapkan tarif premium tersebut dilakukan penelitian guna mendapatkan besaran tarif premium beserta penerapannya. Dalam penerapan Tarif Premium, pelanggan akan memiliki
PV Rooftop On-Grid dengan sistem pembayaran cicil melalui penambahan tarif Rupiah per Kwh, namun Energi Lebih (Kwh Ekspor) tidak dihitung sebagai pengurang tagihan listrik hingga berakhirnya masa kontrak. Dalam penelitian digunakan metode Kuantitatif dan Kualitatif. Metode Kuantitatif yaitu dengan melakukan perhitungan untuk mendapatkan 3 skema Tarif Premium yang dapat ditawarkan kepada pelanggan golongan tarif R2. Sedangkan metode Kualitatif melakukan survey kepada pelanggan PT. PLN Distribusi Jakarta dengan golongan tarif listrik R2 untuk melihat ketertarikan pelanggan terhadap
PV Rooftop serta pilihan atas penawaran Tarif Premium. Pada hasil penelitian menunjukan bahwasanya 61% pelanggan tarif R2 di Jakarta tertarik menggunakan
PV Rooftop namun terkendala dengan tingginya investasi awal. Sementara itu skema 2 menjadi pilihan dari responden dengan durasi kontrak 13 tahun untuk daya 3.500VA dan 4.400VA, 8 tahun untuk daya 5.500VA dengan Tarif Premium berkisar mulai dari RP.1.444/Kwh hingga Rp.3.232/Kwh. Dengan asumsi 61% pelanggan Tarif R2 di Jakarta menggunakan Tarif Premium, maka dapat meningkatkan kapasitas pemakaian
PV Rooftop minimal sebesar 175 MW. Dilain sisi, penggunaan
PV Rooftop oleh pelanggan PT.PLN dapat menyebabkan pengurangan pendapatan PT.PLN sebesar 44%. Hal ini terjadi karena energi lebih (Kwh Ekspor) dari
PV Rooftop dihitung sebagai variable pengurang dalam tagihan bulanan pelanggan PT.PLN.
The renewable energy mix achievement in 2019 was 10,2 GW still under the national target which is 13,9 GW, where PV Rooftop only contribut-ed for 0,19% (19,57 MW). In order to accelerate the use of PV Rooftop, a Premium Tariff of PV Rooftop need to be implemented by PT. PLN. To set the Premium Tariff a research needed to be conducted to obtain the total of Premium Tariff and its implementation. In the implementa-tion, customers will have the PV Rooftop with installment payments, however the excess energy that produced by PV Rooftop stated in Kilo-watt Hour (Kwh) does not count as a reduction in the electricity bills until the end of the contract duration. In this research used quantitative and qualitative methods. Quantitative method, a calculation conducted to obtain the Premium Tariff that can be offered to customers. Whereas the qualitative is conducted a survey to see the customer interest on PV Rooftop and the selection of the Premium Tariff offer. In the research results showed 61% customers of R2 (PLN Rate) in Jakarta are interest-ed to use PV Rooftop however constrained by high initial investment. Meanwhile, scheme 2 is the choice of respondents with a contract duration of 13 years for the capacity power 3.500 VA, 8 years for 5.500 VA with the Rates ranging from IDR 1.444/Kwh to IDR 3.232/Kwh. With the assumption that 61% customers of R2 Rate in Jakarta used Premi-um Tariff, it can increase the usage capacity of PV Rooftop minimum 175 MW. On the other hand the use of PV by customers of PT.PLN will lead to a reduction in PT PLN's revenue by 44%. This condition will happened when the exceed energy (Kwh Ekspor) is calculated as a deduction variable in the monthly billing of PT. PLN customers.