Bersama dengan corak budaya Bali yang tampil menonjol, novel Sukreni Gadis Bali juga memiliki persoalan trauma yang tertulis di dalam kisah subjek-subjek di dalamnya. Persoalan trauma yang ada dalam novel Sukreni Gadis Bali karya A.A. Panji Tisna yang terbentuk dalam diri subjek terjadi disebabkan interaksi antarsubjek dalam cerita. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya menjabarkan isu trauma yang ada dalam diri subjek cerita Sukreni Gadis Bali: muasal penyebab trauma dan representasi trauma dalam tubuh subjek sebagai dampak budaya patriarki. Dengan demikian, analisis penelitian didasarkan pada pandangan trauma Cathy Caruth dan konsep trauma patriarki yang dipaparkan Michelle Justus. Oleh karena itu, penelitian ini berada pada ruang perspektif psikomemori feminisme sastra. Penelitian ini menemukan bahwa trauma yang dialami subjek, Men Negara dan Sukreni, disebabkan oleh kekerasan interpersonal yang dilakukan oleh laki-laki dengan landasan relasi kuasa yang timpang antarsubjek. Kekerasan interpersonal itu berbentuk intimidasi, pemerkosaan, kekerasan fisik, dan peristiwa katastrofe berupa kebakaran. Subjek yang trauma, Men Negara dan Sukreni, menampilkan sindrom pascatrauma setelah mengalami peristiwa traumatis. Sukreni mengalami krisis identitas dan Men Negara memperlihatkan kegilaan. Dua trauma yang dialami oleh Sukreni dan Men Negara merupakan hasil dari dominasi patriarki.