Latar belakang: Baumann Skin Type Indicator (BSTI) merupakan instrumen yang dikembangkan pada tahun 2006 untuk menentukan tipe kulit berdasarkan empat parameter dikotom, yaitu: kering atau berminyak; sensitif atau resisten; berpigmen atau tidak berpigmen; dan kencang atau keriput. Kuesioner ini telah dimodifikasi pada tahun 2022 agar lebih praktis dan mudah digunakan. BSTI dapat membantu dokter untuk merekomendasikan produk perawatan kulit harian yang paling sesuai bagi pasien. Hingga saat ini, belum ada klasifikasi penentuan tipe kulit di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan alat yang valid dan reliabel untuk menentukan tipe kulit pada populasi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Baumann Skin Type Indicators berbahasa Indonesia (BSTI-Ina).
Metode: Dilakukan penerjemahan dan adaptasi lintas budaya kuesioner BSTI tahun 2006 dan 2022 ke dalam bahasa Indonesia. Hasil terjemahan kuesioner dianalisis oleh komite yang beranggotakan dokter spesialis Dermatologi, Venereologi dan Estetika, ahli biostatistika, psikolog klinis, dan penerjemah. Hasil kuesioner yang telah disepakati oleh komite diisi oleh 150 subjek dewasa yang berusia antara 18 hingga 59 tahun. Validitas kuesioner BSTI-Ina tahun 2006 dan 2022 dinilai berdasarkan validitas konten dan validitas konstruksi. Reliabilitas dinilai berdasarkan konsistensi internal. Korelasi antara kuesioner BSTI-Ina tahun 2006 dan 2022 dinilai dengan intra-class correlation (ICC).
Hasil: Uji validitas menghasilkan nilai koefisien korelasi setiap pertanyaan pada BSTI-Ina tahun 2006 sebesar -0,037 hingga 0,751, untuk setiap pertanyaan pada BSTI-Ina tahun 2022 sebesar 0,231 hingga 0,685. Uji reliabilitas menunjukkan nilai α Cronbach untuk setiap pertanyaan pada BSTI-Ina tahun 2006 sebesar 0,613 hingga 0,718 dan untuk seluruh pertanyaan pada BSTI-Ina tahun 2022 sebesar 0,704. Intra-class correlation antara BSTI-Ina tahun 2006 dan 2022 sebesar 0,435.
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa BSTI-Ina tahun 2006 dan 2022 valid, reliabel, dan dapat digunakan untuk menentukan tipe kulit populasi dewasa di Indonesia.
Backgorund: The Baumann Skin Type Indicator (BSTI) is an instrument developed in 2006 to determine skin types based on four dichotomous parameters, which are: dry or oily; sensitive or resistant; pigmented or non-pigmented; and tight or wrinkled. This questionnaire has been modified in 2022 to make it more practical and simple to use. The BSTI can assist dermatologists in recommending the most appropriate daily skin care products for patients. Until now, there is no classification for determining skin type in Indonesia. Therefore, valid and reliable tools are needed for determining skin type in the Indonesian population. This study aims to develop an Indonesian version of Baumann Skin Type Indicators (BSTI-Ina).Methods: The English versions of 2006 and 2022 BSTI questionnaires were translated into Bahasa Indonesia and underwent cross-cultural adaptation. The translated questionnaires were analyzed by a committee consisting of dermato-venereologists and aestheticians, biostatistician, clinical psychologist, and translators. The questionnaires were completed online by 150 Indonesian adult subjects ranging between 18 and 59 years old. The validity of the translated questionnaires was measured by content and construct validity. The reliability was assessed by internal consistency. The correlation between the 2006 and 2022 BSTI-Ina was assessed by intra-class correlation (ICC).Results: The validity test showed correlation coefficient scores for each question in 2006 BSTI-Ina was -0,037 to 0.751, and for each question in 2022 BSTI-Ina was 0,231 to 0,685. The reliability test showed a Cronbach’s α coefficient for each question in 2006 BSTI-Ina was 0,613 to 0,718 and for question in 2022 BSTI-Ina was 0,704. The ICC between 2006 and 2022 BSTI- Ina was 0.435.Conclusion: This study demonstrates that both 2006 and 2022 BSTI-Ina are valid, reliable, and suitable for determining the skin type of the Indonesian adult population.