UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

Kompleksitas di Balik Kain Kafan Jawa: Mengungkap Simbolisme Tekstil untuk Orang Mati melalui Heteroglossia Mikhail Bakhtin = Complexities Behind the Javanese Shrouds: Unraveling Textile Symbolism for the Dead through Mikhail Bakhtin's Heteroglossia

Asha Kun Nayla Faizin; Ganang Dwi Kartika, supervisor; Ikhaputri Widiantini, examiner; Donny Gahral Adian, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024)

 Abstrak

Kain kafan sebagai tekstil yang membungkus dan menemani manusia di kematiannya, tidak sesederhana yang tampak. Kain putih dengan kaidah-kaidah Islam yang diterapkan pada tubuh mayat, mengalami perubahan, modifikasi, dan pemaknaan yang lebih kompleks ketika individu yang terlibat membahasakan konteks dirinya pada kafan. Dalam hal ini, kain kafan pada ritual kematian Islam di Jawa. Fenomena tersebut mengindikasikan multiplisitas makna yang ragam seperti yang digagaskan oleh Mikhail Bakhtin dalam teori heteroglossia. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan dialog yang terjadi antara agama dan budaya dalam kain kafan. Metodologi yang digunakan mengadopsi pendekatan semiotika pragmatis untuk menafsirkan dan menganalisis simbol-simbol yang timbul dari kontekstualisasi tekstil untuk orang mati dalam ritual-ritualnya. Signifikansi penelitian ini terletak pada kontribusinya terhadap pemahaman kekayaan budaya dan simbolisme yang terkait dengan tekstil untuk kematian dalam Islam Jawa. Dengan demikian, dapat menyoroti kompleksitas pengalaman dan keyakinan manusia seputar kain kafan.

The shroud as a textile that wraps and accompanies humans in their death is not as simple as it may appear. The white cloth with Islamic norms applied to the body of the dead, undergoes changes, modifications, and more complex meanings when the individuals involved interpret the context of themselves on the shroud. In this context, the shroud in Islamic death rituals in Java. This phenomenon indicates a multiplicity of meanings as theorized by Mikhail Bakhtin in the theory of heteroglossia. Therefore, this paper aims to reveal the dialogue that occurs between religion and culture in the shroud. The method used is a pragmatic semiotic approach to interpret and analyze the symbols arising from the contextualization of textiles for the dead in their rituals. The significance of this study lies in its contribution to the understanding of the cultural richness and symbolism associated with textiles for death in Javanese Islam. As such, it can highlight the complexity of human experiences and beliefs surrounding the shroud.

 File Digital: 1

Shelf
 MK-Asha Kun Nayla Faizin.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Makalah dan Kertas Kerja
No. Panggil : MK-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : vi, 29 pages
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
MK-pdf 11-24-81048420 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920540048
Cover