Ketandan merupakan kawasan permukiman masyarakat Etnis Tionghoa (pecinan) yang terletak di Kota Yogyakarta. Adanya kependudukan Belanda di tanah Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat ternyata memiliki pengaruh terhadap pembentukan identitas budaya masyarakat Etnis Tionghoa. Hal tersebut dapat terlihat pada
gaya bangunan yang dijadikan sebagai tempat aktivitas sehari-hari. Bangunan yang dijadikan data penelitian berjumlah 13 bangunan yang berupa bangunan hunian, rumah toko, dan toko. Dengan demikian penelitian ini akan membahas mengenai identitas budaya masyarakat Tionghoa di Pecinan Ketandan dengan menggunakan
tiga metode penelitian Sharer&Ashmore, yaitu pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data. Analisis yang digunakan menggunakan analisis deskriptif yang didasarkan pada konsep identitas budaya Stuart Hall (identity of becoming dan identity of being). Setelah dilakukan analisis akan ditarik kesimpulan yang
menjelaskan bahwa masyarakat Tionghoa di Pecinan Ketandan memiliki tiga identitas budaya yang berbeda, yaitu Tionghoa, Belanda, dan Jawa. Adanya tiga budaya yang berbeda ini dipengaruhi oleh faktor sosial dan religi, yaitu interaksi keseharian, perkawinan, dan tradisi.
Ketandan is a residential area of the Chinese ethnic community (Chinatown) located in the city of Yogyakarta. The existence of the Dutch population in the land of the Ngayogyakarta Hadiningrat Sultanate turned out tohave an influence on the formation of the cultural identity of the Chinese community. This can be seen in the style of the building as a place for daily activities such as residential buildings, shop houses, and shops. Thisstudy will discuss the cultural identity of the Chinese community at Ketandan Chinatown by using three methods of Sharer & Ashmore research, namely data collection, data processing, and data analysis. The analysis used isdescriptive analysis based on Stuart Hall's concept of cultural identity (identity of becoming and identity of being). After the analysis is conducted, conclusions will be drawn explaining that the Chinese community inKetandan Chinatown has three different cultural identities, namely Chinese, Dutch, and Javanese. The existence of these three different cultures are influenced by social and religious factors, namely daily interactions, marriage, and tradition