Komunikasi agama merupakan tindakan komunitas Muslim-Kristiani berdasarkan kepercayaan melakukan proses komunikasi. Komunikasi agama bagian media rekonsialisasi masa rehabilitasi pasca konflik dalam kehidupan beragama di Kepulauan Maluku. Beberapa platform simbol-simbol kehidupan beragama, seperti gong perdamaian, penjulukan, dan basudara samua dijadikan relasi harmonisasi, di sisi lainnya menunjukkan dishamonisasi. Namun perkembangannya simbol-simbol kehidupan beragama melalui komunikasi agama, cenderung memahami nilai-nilai keyakinan dengan emosional, kebhinekaan perbedaan, sikap eksklusivitas, pembiaran kemungkaran, trauma psikologi komunikasi, segregasi wilayah, dan fanatisme beragama. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif dengan pendekatan kualitatif berdasarkan perspektif tindakan sosial, fenomenologi, dan interaksi simbolik. Hasil penelitian menjelaskan komunitas Muslim-Kristiani memaknai dirinya beragama melalui interaksi dan komunikasi dengan perlakuan penerimaan beragama positif dan negatif berdasarkan pengalaman komunikasi agama kebhinekaan ketidaknyamanaan dan harmonisasi beragama di Kepulauan Maluku.