UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Back

UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Back

Pertemuan Pengalaman Rasa Sakit Dan Keindahan Dalam Balet Lewat Penandaan Estetik Pada Pointe Shoes = The Confluence Of The Experience Of Pain And Beauty In Ballet Through The Aesthetics Marking Of Pointe Shoes

Maria Maharani; Ikhaputri Widiantini, supervisor; Albertus Harsawibawa, examiner; Meutia Irina Mukhlis, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024)

 Abstract

Balet identik dengan gerakan tubuh yang terlihat indah, magis, surgawi, ringan, dan tanpa usaha. Namun, bagi para penari balet, keindahan tersebut dilakukan oleh tubuh yang juga merasakan sakit dan menyimpan memori, serta kode sosial dari strukturnya. Keterlibatan aktif tubuh membuat penari mengembangkan suatu habitus yang terus menaturalisasi rasa sakit sebagai bagian dari proses “menjadi”-nya. Bagi penari balet perempuan, rasa sakit begitu melekat dengan penggunaan pointe shoes. Sejatinya, pointe shoes dibuat untuk meneguhkan keindahan perempuan bak peri atau malaikat dalam dongeng. Pertemuannya dengan rasa sakit kemudian meminggirkan dan mengabjeksi penari ke dalam ruang semiotik chora-nya. Melalui pembangunan lapisan teori antara Angela Pickard dan Julia Kristeva (1941-), tulisan ini mengeksplorasi pengalaman penari balet perempuan atas rasa sakit dan abjeksi, yang ditandai oleh penggunaan pointe shoes. Studi dan tinjauan literatur, serta wawancara, diolah dengan metode kinesemiotik Arianna Maiorani (1970-) untuk mengangkat pemaknaan personal penari dari ruang semiotik ke ruang simbolik, yang ditandai melalui gerak tubuh dalam interaksinya dengan ruang. Pertemuan tanda-tanda pada pointe shoes, menghasilkan suatu pemaknaan yang holistik yaitu estetika rasa sakit yang menyublim.

Ballet is notable for its beautiful, mystical, celestial, weightless, and effortless movements. However, for ballet dancers, these beautiful movements are all done by a body in pain, a body that embeds memories and social codes of its structure. The active involvement of the body enables a ballet dancer to develop a habitus that constantly naturalizes pain as part of the process of its “Being.” For the female, pain is embodied in pointe shoes. Initially, pointe shoes were meant to enhance the female’s beauty, like fairies or angels in fairy tales. The encounter with pain, then, marginalizes and abjects the dancer into her semiotic chora. Through the layering of theories of Angela Pickard and Julia Kristeva (1940-), this paper explores female ballet dancers’ lived experiences of pain and abjection, represented through pointe shoes. Literature research and reviews, as well as interviews, were analyzed with Arianna Maiorani’s (1970-) kinesemiotics method to put a rise to the dancer’s personal meanings, from the semiotics to symbolics, marked through body movements in interaction with space. The confluence of signs represented in pointe shoes creates a holistic meaning, namely the aesthetics of sublimated pain.

 Digital Files: 1

Shelf
 MK-Maria Maharani.pdf :: Download

LOGIN required

 Metadata

Collection Type : UI - Makalah dan Kertas Kerja
Call Number : MK-pdf
Main entry-Personal name :
Additional entry-Personal name :
Additional entry-Corporate name :
Study Program :
Subject :
Publishing : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
Physical Description iii, 33 pages : illustration
Holding Institution Universitas Indonesia
Location Perpustakaan UI
  • Availability
  • Review
  • Cover
Call Number Barcode Number Availability
MK-pdf 11-24-26517590 TERSEDIA
Review:
No review available for this collection: 9999920542434
Cover