Lakipadada adalah salah satu karya sastra daerah masyarakat Toraja yang sarat dengan nilai-nilaidan konsep-konsep kehidupan. Karya sastra ini disampaikan secara lisandanturun temurun. Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan salah satu karya sastra daerah yang masuk kategori legenda. Cerita ini berkisah tentang seorang pemuda bangsawan yang paranoid akan kematian sehingga dia berusaha mencari mustika tang mate ‘kekal abadi’ agar tidak lagi dihantui kematian. Kisah ini banyak dibumbui cerita supranatural sehingga menarik untuk dibaca dan ipahami. Disamping itu,kisah inidapat menjadi bahan nasihat dan pembelajaran bagi anak cucu untuk bekal dihari mendatang agar tidak salah langkah/tersesat. Masalah mendasar yang muncul dalam artikelini adalah adanya asumsi bahwa manusia Toraja (Lakipadada) tidak bisa menjadi raja di luar daerah Toraja dan tidak bisa membaur dengan masyarakat diluar orang Toraja. Apakah anggapan masyarakat ini mempunyai relasi dengan muatan cerita? Teori yang digunakan adalah teori strukturalisme berdasarkan Levi-Staruss seperti yang dicontohkan Ahimsadalm bukunya Strukturalisme Levi-Strauss Mitos dan Karya Sastra (2001, hlm.216-256) dengan metode analisis deskriptif. Hasil yang ditemukan menunjukkan adanya hubungan yang terstruktur antarelemen dalam cerita dan kondisi sosial di masyarakat.
Lakipadada is one of the Toraja Literary which is filled with the values and concepts of life. it has delivered orally from generation to generation. This paper describes one type of local literary works that felt under legend category. The story told about a noble young man who has death paranoid, therefore he tried to find ‘tang mate’‘ternal’ so not being haunted by death. To make this story become more interesting to read and digest,the author put a lot of superstitious contents. Moreover,the story can be an advicing and learning source for the next generations so they will live in the right path of life.. The basic problem that arise in this article is about common belief on how Toraja people (Lakipadada) will never be crowned asking beyond its own community(Toraja),and also will hard to socialize with other community than Toraja people.. Does this commonassumption have any correlations with the content of the story? The theory that used in this story was structurilis mbased on Levi-Staruss as exemplified by Ahimsain the book Structurilism of Levi-Staruss, A myth and Literary Works(2001, hlm.216-256)and it also used descriptive analysis method. The results indicateda structured relationship among elements in the story and social conditions in society.