Guru bimbingan dan konseling atau yang biasa disebut guru BK memiliki peran yang sangat penting di sekolah. Peserta didik yang bermasalah dalam perilaku harus mendapat penanganan yang tepat supaya dapat berubah kearah yang lebih baik. Oleh karena itu, guru BK harus memiliki keterampilan berbahasa yang baik di samping kompetensi konseling yang dimiliki. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tindak tutur yang dilakukan oleh guru BK di SMKN 7 Jember dalam melakukan bimbingan bagi peserta didik yang bermasalah. Data yang berhasil dikumpulkan melalui teknik rekam dan catat adalah berupa tuturan guru BK ketika melakukan bimbingan yang merupakan tindak tutur. Sumber data berasal dari seorang guru BK di SMKN 7 Jember yang melakukan bimbingan terhadap peserta didik yang melakukan tindakan membolos, meminum minuman keras di luar sekolah, dan merokok di lingkungan sekolah. Data tersebut dianalisis menggunakan teori pragmatik tindak tutur Austin(1962) dan Searle(1969)serta dipadukan dengan teori mengenai teknik-teknik konseling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 12 tindak tutur yang digunakan guru BK pada proses bimbingan tiga masalah peserta didik dan tindak tutur ilokusi cenderung digunakan dalam proses bimbingan tersebut