Heritage Rest Area Banjaratma merupakan bentuk pengembangan Pabrik Gula Banjaratma dengan konsep adaptasi dan revitalisasi. Hingga diresmikan sebagai rest area pada tahun 2019, Pabrik Gula Banjaratma masih berstatus Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB). Penelitian ini mengulas tentang kesesuaian bentuk adaptasi dan revitalisasi Pabrik Gula Banjaratma terhadap UU No.11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan persepsi nilai-nilai penting Pabrik Gula Banjaratma. Metode yang digunakan adalah metode penelitian arkeologi yang meliputi tujuh tahapan, antara lain formulasi, implementasi, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, interpretasi, dan publikasi. Tujuan penelitian ini untuk menunjukan perubahan Pabrik Gula Banjaratma dari masa ke masa melalui penerapan adaptasi, revitalisasi, dan kesesuaiannya dengan UU No.11 Tahun 2010, serta menjelaskan pengaruh pengembangan Pabrik Gula Banjaratma terhadap nilai penting yang telah diidentifikasi. Penelitian ini membuktikan bahwa bentuk adaptasi dan revitalisasi Pabrik Gula Banjaratma sesuai dengan prinsip-prinsip pada UU No.11 Tahun 2010. Berdasarkan 99 responden yang terdiri dari pengelola, pedagang, dan pengunjung, sebagian besar sangat setuju atau setuju bahwa Heritage Rest Area Banjaratma memiliki nilai penting bagi sejarah, pengetahuan, pendidikan, kebudayaan, sosial, dan ekonomi. Persepsi positif masyarakat terhadap nilai penting tersebut menunjukkan bahwa pengembangan Pabrik Gula Banjaratma melalui adpatasi dan revitalisasi tidak menyebabkan penurunan nilai-nilai pentingnya.
The Banjaratma Heritage Rest Area is a form of development of the Banjaratma Sugar Factory with the concept of adaptation and revitalization. Until it was inaugurated as a rest area in 2019, the Banjaratma Sugar Factory still had the status of Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB). This research reviews the suitability of the form of adaptation and revitalization of the Banjaratma Sugar Factory to UU No. 11 of 2010 concerning Cultural Heritage and the perception of the important values of the Banjaratma Sugar Factory. The method used is an archaeological research method which includes seven stages, including formulation, implementation, data collection, data processing, analysis, interpretation and publication. The aim of this research is to show changes in the Banjaratma Sugar Factory from time to time through the implementation of adaptation, revitalization and compliance with UU No. 11 of 2010, as well as explaining the influence of the development of the Banjaratma Sugar Factory on the important values that have been identified. This research proves that the form of adaptation and revitalization of the Banjaratma Sugar Factory is in accordance with the principles of UU No. 11 of 2010. Based on 99 respondents consisting of managers, sellers and visitors, the majority strongly agree or agree that the Banjaratma Heritage Rest Area has important value for history, knowledge, education, culture, social and economic matters. The community's positive perception of these important values shows that the development of the Banjaratma Sugar Factory through adaptation and revitalization has not caused a decline in its important values.