Novel ini bercerita tentang Aku yang mengagungkan Tanah Suci sebagai tempat suci. Oleh karena itu, Aku tidak berani menolak lamaran laki-laki yang baru ia kenal di sana. Ternyata, hati yang suci dan agung itu dinodai oleh laki-laki yang menghilang di saat pernikahan sudah siap dilaksanakan. Akhirnya, Aku berusaha melupakan kisah cintanya untuk pergi ke Taiwan. Ternyata, tabir TKI (BMI) yang Aku temukan di penampungan, memberikan titik balik penting bagi Aku. Apa yang ia lihat, ia rasakan di penampungan, seperti melihat pemutaran film penjajahan di tanah yang katanya merdeka. Ketidakberdayaan,.kemiskinan,.penghinaan,.keterbatasan, kesombongan, penipuan, juga ketulusan Aku temukan di dalam dinding penampungan. Dalam konflik batin di penampungan dan kehidupannya di Taiwan, batin Aku terus berperang, apa yang bisa dilakukan oleh Aku dengan pandangannya yang mulai tercemar oleh rasa pesimis yang selalu ia lihat di dalam dunia TKI di Indonesia.