Latar Belakang: Infeksi intraabdomen komplikata (IIAK) memiliki prevalensi tinggi dan angka mortalitas tinggi. Berdasarkan panduan di Indonesia, IIAK diberikan terapi empiris kombinasi aminoglikosida dan metronidazole. Resistensi antibiotik di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Resistensi antibiotik dipengaruhi oleh usia, komorbiditas, dan keparahan penyakit. Belum ada penelitian mengenai resistensi antibiotik terhadap terapi empiris amikasin pada infeksi intraabdomen komplikata, termasuk faktor-faktor yang memengaruhinya.
Metode: Desain penelitian potong lintang dengan teknik pengambilan data secara retrospektif pada 44 pasien infeksi intraabdomen komplikata yang membutuhkan laparotomi darurat dari rekam medis Kelompok Staf Medis Bedah RSCM tahun 2019-2023. Analisis perbandingan faktor-faktor yang memengaruhi resistensi antibiotik dilakukan dengan chi-square dan regresi logistik. Semua hasil uji statistik dianggap bermakna jika nilai p<0,05.
Hasil: Sebanyak 44 subjek diinklusi dan didapatkan 13 subjek (29,5%) mengalami resistensi terhadap amikasin. Keempat faktor yang diteliti tidak memiliki hubungan bermakna dengan resistensi antibiotik amikasin pada pasien infeksi intraabdomen komplikasi, yaitu usia (OR 1,98; IK95% 0,41-9,53), obesitas (OR 1,98; IK95% 0,41-9,53), diabetes melitus (OR 0,88; IK95% 0,06-13,29), dan sepsis (OR 1,38; IK95% 0,27-7,04). Hal tersebut dapat disebabkan oleh sedikitnya jumlah subjek pada penelitian ini.
Kesimpulan: Prevalensi resistensi antibiotik empiris amikasin pada pasien infeksi intraabdomen komplikasi adalah 29,5%. Faktor-faktor, seperti usia, obesitas, diabetes melitus, dan sepsis tidak memiliki hubungan bermaksa dengan kejadian resistensi antibiotik amikasin pada infeksi intraabdomen komplikata di RSCM pada tahun 2019-2023.
Background: Complicated intra-abdominal infection (CIAIs) has a high prevalence and high mortality rate. Based on Indonesian guidelines, CIAIs is given empirical therapy with a combination of aminoglycosides and metronidazole. Antibiotic resistance in Indonesia is increasing every year. Antibiotic resistance is influenced by age, comorbidities, and disease severity. There has been no research on antibiotic resistance to empirical amikacin therapy in complicated intra-abdominal infections, including the factors that influence it.Methods: A cross-sectional study design with retrospective data collection techniques on 44 patients with complicated intra-abdominal infections requiring emergency laparotomy from the medical records of the RSCM Surgical Medical Staff Group in 2019-2023. Comparative analysis of factors affecting antibiotic resistance was performed by chi-square and logistic regression. All statistical test results were considered significant if the p value was <0.05.Results: A total of 44 subjects were included and 13 subjects (29.5%) experienced resistance to amikacin. The four factors studied did not have a significant relationship with amikacin antibiotic resistance in patients with complicated intra-abdominal infections, namely age (OR 1.98; 95% CI 0.41-9.53), obesity (OR 1.98; 95% CI 0.41-9.53), diabetes mellitus (OR 0.88; 95% CI 0.06-13.29), and sepsis (OR 1.38; 95% CI 0.27-7.04). This could be due to the small number of subjects in this study.Conclusion: The prevalence of empirical antibiotic resistance of amikacin in patients with complicated intra-abdominal infections is 29,5%. Age, obesity, diabetes mellitus, and sepsis do not have a statistically significant relationship with the incidence of amikacin antibiotic resistance in complicated intra-abdominal infections at RSCM in 2019-2023.