Makalah ini merefleksikan pengalaman saya dalam mendapatkan stereotip dan perlakuan diskriminatif di tempat kerja. Sebagai admin probation perempuan, saya seringkali dibebankan pekerjaan tambahan yang berfokus pada pekerjaan domestik seperti merapikan meja, menyapu dan mengepel ruangan, membuatkan kopi, menimbang sampah, mengisi token listrik, dan pekerjaan lain yang sejenis di luar dari pekerjaan utama. Sejalan dengan pernyataan Heilman (2012) bahwa stereotip gender memiliki dua atribut yaitu stereotip deskriptif (seperti apa) dan stereotip preskriptif (bagaimana seharusnya). Perempuan sering dikaitkan dengan pekerjaan bertipe feminin yang pasif dan subordinat. Hal tersebut saya rasakan selama proses probation yakni sering dipandang lemah secara fisik, dilihat sebagai pribadi yang cengeng secara emosional, mempunyai sikap yang ribet, diekspektasikan untuk selalu rapi dan teratur serta dianggap mudah diperintah karena kedudukannya diposisikan di bawah laki-laki. Stereotip yang kuat tersebut menuntun pada berbagai perlakuan diskriminatif, hingga pelecehan seksual baik verbal maupun nonverbal. Pengalaman kerja ini menjadi catatan penting bahwa stereotip gender telah membentuk tipe-tipe pekerjaan berdasarkan gender serta berpengaruh secara signifikan dalam menentukan perlakuan aktor lain (pemilik perusahaan, karyawan lain, dan pelanggan) terhadap pekerja perempuan.
This paper reflects on my personal experience with stereotypes and discriminatory treatments in the workplace. As a female probationary administrator, I frequently faced additional tasks that focuses on domestic core such as tidying tables, sweeping and mopping the room, making coffee, weighing garbage, input electricity tokens, and other similar duties outside of my primary responsibilities. Consistent with Heilman’s (2012) assertion that gender stereotypes comprise two attributes—descriptive stereotypes (are like) and prescriptive stereotypes (should be like). Women are often associated with passive and subordinate feminine tasks. During my probationary period, I often felt perceived as physically weak, emotionally fragile, overly meticulous, expected to be orderly and neat, and easily directed due to being positioned hierarchically below male colleagues. These pervasive stereotypes led to various forms of discriminatory treatment, including both verbal and non-verbal sexual harassment. This work experience highlights the significant impact of gender stereotypes in shaping gender-typed work and influencing the treatment of female workers by other actors (owner, other employees, and customers) in the workplace