Penelitian ini membahas tentang pemberdayaan dan aspek keberdayaan yatim duafa melalui program Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Jakarta yang dibahas dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keadaan yatim duafa yang tidak mampu melanjutkan pendidikan tinggi dan mendapatkan pekerjaan layak akibat meninggalnya orang tua dan kemiskinan yang mereka alami. Sementara itu, pemberdayaan yatim duafa yang umumnya dilakukan oleh panti asuhan hanya dilakukan hingga mereka lulus sekolah menengah atas. Oleh karena itu, dibutuhkan pemberdayaan lebih lanjut bagi yatim duafa agar kesejahteraan mereka bisa tercapai. Penelitian ini didasari urgensi untuk mengungkap upaya pemberdayaan yang dilakukan oleh organisasi nonpemerintah agar memberikan keberdayaan bagi yatim duafa. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan pemberdayaan yatim duafa melalui program MEC Jakarta serta aspek daya yatim duafa yang dikembangkan dalam program MEC Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif yang dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2024. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam, observasi partisipan, serta studi literatur dan dokumentasi yang melibatkan dua belas informan, yaitu empat orang pelaksana program dan delapan orang peserta didik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan yatim duafa oleh MEC Jakarta yang berfokus di bidang bisnis digital terdiri dari ragam kegiatan berupa penerimaan peserta didik baru, masa orientasi peserta didik, kelas-kelas pendidikan dan pelatihan, pengabdian di Yatim Mandiri, magang di perusahaan, pengkaryaan atau bekerja, dan wisuda. Proses pemberdayaan yatim duafa terlihat dari adanya peningkatan kapasitas, pengetahuan, keterampilan, dan motivasi belajar peserta didik oleh kepala asrama, mentor, dan dosen MEC Jakarta. Strength perspective juga terdapat dalam berbagai kegiatan MEC Jakarta yang berfokus pada pengembangan kapasitas dan memperlihatkan bahwa MEC Jakarta lebih menekankan potensi yang dimiliki yatim duafa selaku peserta didik. Pemberdayaan dilakukan agar yatim duafa bisa memiliki daya atau “power”. Terdapat lima aspek daya yatim duafa yang dikembangkan dalam program ini, yaitu kekuatan untuk membuat pilihan pribadi dan menentukan kesempatan hidup, kekuatan untuk mendefinisikan kebutuhan, kekuatan untuk berpikir, kekuatan untuk mengakses dan memanfaatkan sumber daya, dan kekuatan untuk terlibat dengan kegiatan ekonomi. Kelima daya ini memungkinkan yatim duafa untuk mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa ragam kegiatan pemberdayaan dalam program MEC Jakarta menekankan pada potensi yatim duafa agar mereka dapat memiliki aspek keberdayaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan Ilmu Kesejahteraan Sosial terutama pada mata kuliah Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial dan Analisis Masalah Sosial.
This research is about empowerment and power aspects of underpivileged orphans through the Mandiri Entrepreneur Center (MEC) Jakarta program which is discussed from the Social Welfare discipline. This research is motivated by the situation of orphans who are unable to continue higher education and get decent work due to the death of their parents and the poverty they experience. Meanwhile, the empowerment of underpivileged orphans which is generally done by orphanages is only carried out until they graduate from high school. Therefore, further empowerment is needed for underpivileged orphans so that their welfare can be achieved. This research is based on the urgency to uncover empowerment efforts by non-governmental organizations to provide empowerment for underpivileged orphans. This research aims to explain the empowerment of underpivileged orphans through the MEC Jakarta program as well as aspects of the power of underpivileged orphans developed in the MEC Jakarta program. This research uses a qualitative approach and descriptive research type which was conducted from March to June 2024. Data collection was carried out using in-depth interviews, participant observation, as well as literature and documentation studies involving twelve informants, namely four program implementers and eight students. The results of this research show that the empowerment of underpivileged orphans by MEC Jakarta which focuses on digital business consists of various activities such as admission of new students, student orientation, education and training classes, service at Yatim Mandiri, internships at companies, employment, and graduation. The process of empowering underpivileged orphans can be seen from increasing the capacity, knowledge, skills and learning motivation of students by the MEC Jakarta dormitory head, mentor and lecturer. The strength perspective is also found in various MEC Jakarta activities which focus on capacity development and show that MEC Jakarta places more emphasis on the potential of orphans as students. Empowerment is carried out so that underpivileged orphans can have power. There are five aspects of power developed in this program, namely power to make personal choices and determine life opportunities, power to define needs, power to think, power to access and utilize resources, and power to engage in economic activities. These five powers enable underpivileged orphans to change their lives for the better. The conclusion of this research shows that the various empowerment activities in the MEC Jakarta program emphasize the potential of underpivileged orphans so that they can have aspects of power. It is hoped that the results of this research can contribute to the development of Social Welfare Science, especially in the subjects of Social Welfare Delivery Systems and Analysis of Social Problems