Tesis ini mengeksplorasi bagaimana perbedaan persepsi antara dua budaya, yang dikenal sebagai cultural distance, mempengaruhi pilihan kepemilikan Perusahaan Multinasional (MNE) dalam lanskap bisnis di Indonesia. Berbeda dengan penelitian-penelitian umum yang umumnya berkonsentrasi pada negara-negara maju, penelitian ini berfokus pada pasar negara berkembang—Indonesia—yang dikenal dengan struktur dan dinamika pasarnya yang khas. Dengan menggunakan Transaction Cost Theory (TCT) sebagai kerangka teori, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 804 transaksi penanaman modal asing yang terjadi pada tahun 1997 hingga 2003. Menggunakan analisis regresi, penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara cultural distance, tingkat pertumbuhan PDB (sebagai faktor moderasi), industri perusahaan, dan tingkat kepemilikan di kalangan perusahaan multinasional di Indonesia. Bertentangan dengan asumsi yang ada, temuan dari tesis ini secara mengejutkan menunjukkan kurangnya pengaruh yang signifikan dari cultural distance, industri perusahaan, dan tingkat pertumbuhan PDB terhadap tingkat kepemilikan, yang menunjukkan berkurangnya dampak cultural distance terhadap keputusan kepemilikan dalam konteks Indonesia. Hal ini bertentangan dengan paradigma tradisional dan menekankan telah berkembangnya faktor-faktor penentu keputusan kepemilikan perusahaan multinasional di Indonesia. Meskipun berkontribusi terhadap wacana mengenai faktor-faktor penentu kepemilikan di Indonesia, hasil-hasil yang tidak terduga ini menggarisbawahi rumitnya memahami faktor-faktor tersebut dan lantas merekomendasikan pendekatan yang kontekstual dan dengan variabel yang lebih beragam. Terlebih dari itu, penelitian ini menyerukan evaluasi ulang atas ketergantungan pada cultural distance saja, dan mendesak pendekatan yang lebih holistik dalam merumuskan strategi bisnis internasional. Upaya penelitian di masa depan harus mengeksplorasi variabel-variabel alternatif dan beragam perspektif untuk menguraikan dinamika kompleks yang menentukan pilihan kepemilikan dalam lanskap bisnis global, memberikan wawasan yang sangat berharga bagi perusahaan multinasional yang menavigasi pasar internasional.
This thesis explores how the perceived differences between two cultures, known as cultural distance, influence Multinational Enterprises' (MNEs) ownership choices in Indonesia's business landscape. Unlike prevalent research that predominantly concentrates on developed economies, this study focuses on an emerging market—Indonesia—recognized for its distinctive market structure and dynamics. Utilizing Transaction Cost Theory (TCT) as the theoretical framework, the research aims to analyze 804 foreign investment transactions occurring from 1997 to 2003. Through regression analysis, this study explores the relationship between cultural distance, GDP growth rate (as a moderating factor), firm industry, and ownership levels among MNEs in Indonesia. Contrary to established assumptions, the findings surprisingly reveal a lack of significant influence of cultural distance, firm industry, and GDP growth rate on ownership levels, indicating a diminishing impact of cultural distance on ownership decisions in the Indonesian context. This challenges traditional paradigms and emphasizes the evolving nature of determinants governing MNEs' ownership decisions in Indonesia. While contributing to the discourse on ownership determinants in Indonesia, these unexpected results underscore the intricate nature of such factors and advocate for a contextual, multifaceted approach. More importantly, this research calls for a reevaluation of reliance on cultural distance alone, urging a more holistic approach in formulating international business strategies. Future research endeavors must explore alternative variables and diverse perspectives to decipher the complex dynamics dictating ownership choices in the global business landscape, providing invaluable insights for MNEs navigating international markets.