Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pandangan surat kabar Tempo terhadap dibatalkannya status Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada tahun 2023. Proses dari terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah sampai pada pembatalannya oleh FIFA pada tahun 2023 merupakan perjalanan yang penuh dengan dinamika yang kompleks. Pandangan surat kabar Tempo tentang dibatalkannya status Indonesia dalam menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 berdampak signifikan dalam merangsang diskusi dan memengaruhi narasi tentang peristiwa tersebut. Metode yang diterapkan pada penelitian ini ialah metode sejarah yang melalui tahapan pemilihan topik, pencarian sumber atau heuristik, kritik sumber, interpretasi, serta historiografi. Sumber-sumber yang digunakan diambil dari surat kabar Tempo sebagai sumber primer, buku-buku yang berkaitan, wawancara, serta artikel jurnal yang mendukung penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pandangan surat kabar Tempo, alasan dibatalkannya Piala Dunia U-20 karena adanya penolakan dari beberapa tokoh politik terhadap timnas Israel yang dihubungkan pada konflik antara Israel dengan Palestina. Tempo dalam pemberitaannya menganggap Indonesia belum siap menyelenggarakan event sebesar Piala Dunia U-20 karena adanya kejadian Tragedi Kanjuruhan serta adanya penolakan terhadap Timnas Israel. Kedua faktor ini berhubungan dengan masalah keamanan.
This research aims to analyze Tempo newspaper's coverage of the cancellation of Indonesia's hosting status for the FIFA U-20 World Cup in 2023. The process from Indonesia being selected as the host to its cancellation by FIFA in 2023 was a journey filled with complex dynamics. Tempo's coverage of the cancellation had a significant impact in stimulating discussion and influencing the narrative of the event. The method employed in this research is historical methodology involving heuristic, criticism, interpretation, and historiography stages. Sources include Tempo newspaper as the primary source, relevant books, interview, and supporting journals. The findings indicate that based on Tempo's reporting, the cancellation was due to political interference by some political figures linked to heightened societal tension regarding Israel's conflict with Palestine. Tempo in its reporting considered that Indonesia was not ready to hold an event as big as the U-20 World Cup because of the Kanjuruhan Tragedy and the rejection of the Israeli National Team. Both of these factors relate to security issues.