Makam-makam pada halaman Masjid Hidayatullah, Setiabudi, Jakarta. Dibangun pada tahun 1747. Dibangun di atas lahan seluas 3.000 meter persegi yang merupakan wakaf dari warga Betawi blasteran Cina dan Bugis, Muhammad Yusuf. Perpaduan budaya pada masjid Hidayatullah menarik untuk dikaji lebih lanjut khususnya yang berkaitan dengan makam-makam yang berada pada halaman masjid tersebut. Melalui makam-makam pada masjid tersebut, diyakini dapat memberikan informasi penting tentang demografi dan komposisi populasi pada masa lampau.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis morfologi dan kontekstual. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Orang-orang yang dimakamkan di lingkungan masjid Hidayatullah adalah orang-orang penting serta orang-orang yang memang memiliki keterkaitan dengan masjid Hidayatullah itu sendiri.
The tombs in the courtyard of the Hidayatullah Mosque, Setiabudi, Jakarta. It was built in 1747. It was built on an area of ââ3,000 square meters which was a waqf from a Betawi citizen of mixed Chinese and Bugis descent, Muhammad Yusuf. The cultural combination at the Hidayatullah mosque is interesting to study further, especially in relation to the tombs in the mosque's courtyard. The tombs in the mosque, it is believed to provide important information about demographics and population composition in the past.The research method used in this study is morphological analysis and contextual analysis. The results of the research show that the people buried in the Hidayatullah mosque are important people and people who are related to the Hidayatullah mosque itself.