Animation movies have become one of the most popular genres in cinema, with fairy tale adaptations being a particularly common theme. Most animated movies avoid the serious genre because they think children are not ready to understand the topic. However, there is a growing need to explore how animated films can address serious themes in a way that is accessible to children. In Puss in Boots: The Last Wish (2022), a fairy tale adaptation story that has a theme about mortality is built upon how a character demonstrates his heroism just for seeking instant gratification until he deals with the problem of mortality, which slowly turns his life upside down and changes personality. This paper addresses the problem of how animated films can effectively portray complex issues like mortality. Applying textual analysis and Freud’s psychoanalytical approach, this paper concludes that the character Puss in Boots in Puss in Boots: The Last Wish (2022) demonstrates the psychological struggle of maintaining heroic values through the interplay of the Id, Ego, and Superego while facing mortality. Keywords: instant gratification, fairy-tale analysis, animation study, character analysis, Puss in Boots = Film animasi telah menjadi salah satu genre paling populer di sinema, dengan adaptasi dongeng menjadi tema yang sangat umum. Sebagian besar film animasi menghindari genre serius karena menganggap anak-anak belum siap memahami topik tersebut. Namun, ada kebutuhan yang semakin meningkat untuk mengeksplorasi bagaimana film animasi dapat mengangkat tema serius dengan cara yang dapat diakses oleh anak-anak. Dalam Puss in Boots: The Last Wish (2022), cerita adaptasi dongeng yang bertema tentang kematian dibangun berdasarkan bagaimana seorang karakter menunjukkan kepahlawanannya hanya untuk mencari kepuasan instan sampai dia menghadapi masalah kematian, yang perlahan mengubah hidupnya dan mengubah kepribadiannya. Karya ini membahas masalah bagaimana film animasi dapat secara efektif menggambarkan isu-isu kompleks seperti kematian. Dengan menerapkan analisis tekstual dan pendekatan psikoanalitik Freud, karya ini menyimpulkan bahwa karakter Puss in Boots dalam Puss in Boots: The Last Wish (2022) menunjukkan perjuangan psikologis dalam mempertahankan nilai-nilai kepahlawanan melalui interaksi Id, Ego, dan Superego saat menghadapi kematian.