Program pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan pekerjaan di Indonesia yang berhasil dilakukan selama pemerintahan orde baru dengan mengandalkan hasil kekayaan alam yaitu migas. Namun kekayaan alam yang tidak terbarukan ini lambat laun menipis dan perlu dicari alternatif solusi sumber pembiayaan lainnya. Booming batubara juga sama halnya dengan migas karena merupakan sumber kekayaan alam yang tidak terbarukan. Kelapa sawit yang kemudian dalam beberapa tahun terakhir menjadi andalan Indonesia untuk diekspor ke berbagai negara memberi harapan baru bagi Indonesia. Lebih menguntungkan lagi, kelapa sawit adalah sumber daya yang terbarukan, terlepas dari berbagai polemik yang ditimbulkan akibat perambahan hutan untuk membuka lahan perkebunan sawit baru. Indonesia merupakan produsen dan eksportir terbesar kelapa sawit di dunia, dan menjadi andalan untuk sumber pemasukan devisa negara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh usaha perkebunan sawit terhadap kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja. Studi ini kemudian mencoba menghubungkan keberadaan kelapa sawit terhadap pengentasan kemiskinan, dengan mengambil lokasi di Provinsi Riau yang merupakan Provinsi dengan luas lahan dan produsen kelapa sawit terbesar di Indonesia. Studi dilakukan di empat kabupaten penghasil sawit terbesar yakni di Kabupaten Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kampar dan Pelalawan. Dengan menggunakan metode regresi panel (pooled least square), studi ini menemukan bahwa produksi sawit memiliki hubungan yang berbanding terbalik dengan kemiskinan, dimana meningkatnya produksi kelapa sawit bisa menekan jumlah kemiskinan di empat kabupaten yang diamati. Peningkatan produksi sawit juga bisa menciptakan tambahan lapangan pekerjaan.
The poverty alleviation and employment creation program in Indonesia was successfully carried out during the New Order government by relying on natural resources, namely oil and gas. However, this non-renewable natural resources is slowly depleting and it is necessary to look for alternative solutions for development financing. Same as oil and gas, coal booming doesn’t long because it is also a non-renewable resources. Palm oil, which in recent years has become Indonesia's mainstay for export to various countries, has given Indonesia new hope. Even more profitable, palm oil is a renewable resource, regardless of the various polemics caused by deforestation to open up new palm oil plantations. Indonesia is the largest producer and exporter of palm oil in the world, and is a mainstay source of foreign exchange income for the country. The research aimed to determine the effect palm oil plantation on poverty and employment. This study then tries to link the presence of oil palm to poverty alleviation, by taking a location in Riau Province, which is the largest palm oil producer and plantation in Indonesia. The study was conducted in the four largest palm oil producing districts, namely Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kampar and Pelalawan districts. Using the panel regression method (pooled least squares), this study found that palm oil production has an inverse relationship with poverty, the increasing palm oil production can reduce the amount of poverty in the four districts observed. Increasing in palm oil production also create additional employment.