Gaji? Cukup, cukup besar. Karier? Mulus melesat. Bisnis? Sebentar lagi soft launching. Karya? Sudah banyak yang suka. Jodoh? Aih! Sedikit lagi.
Mantap betul nasib Arko, Gala, Juwisa, Sania, Ogi, dan Randi. Para alumni kampus UDEL yang amburadul ini ternyata berhasil melawan tikus-tikus kehidupan. Namun, tikus-tikus tersebut nyatanya tidak sepenuhnya hilang. Mereka malah membesar, menyelinap dalam pekerjaan yang menyita waktu, mimpi-mimpi yang makin terasa jauh, dan dilema antara kembali ke kampung atau terus bertarung di kota tanpa tujuan. Akankah mereka menemukan jawaban dari semua ini? Atau terus melakukan pembenaran lewat bac*t tanpa mendengarkan apa yang sebenarnya diinginkan hati?
Buku ini wajib dibaca oleh pelajar SMA, mahasiswa, orangtua, karyawan, petinggi perusahaan, para pengambil kebijakan di berbagai institusi, hingga Presiden Amerika Serikat karena dua novel sebelumnya sudah dibaca Presiden Korea Utara.
Buku ketiga dari serial novel "Kami (Bukan) Sarjana Kertas" dan "Kami (Bukan) Jongos Berdasi."
Kamu tau persamaan mimpi dan konsumsi narkotika? Keduanya sama-sama memiliki pengaruh adiktif. Sulit untuk berhenti kalau sudah ketagihan. Menjalani mimpi memang dianjurkan, kalau konsumsi narkotika jangan. Lebih baik Kamu baca buku ini. Siapa tahu api kecil di dalam hatimu tentang mimpi yang sempat terkubur akibat repetisi dalam hidup bisa kembali kau pelihara. Secara isi cerita, tak usah kau tanyakan lagi. Bahkan serial 'Kami (Bukan)' ini membuat beberapa temanku ketagihan membaca buku. 'Asupan fiksi yang sangat bagus dan relevan dengan kids jaman now, diperlukan untuk anak muda.' - Kata Mario Wikwik.
— Bintang (reader)