Tujuan: Untuk menentukan apakah terdapat kesesuaian antara radiografi konvensional proyeksi
oksipitomental buka mulut (1 proyeksi) dengan proyeksi standar yaitu oksipitomental,
oksipitofrontal, dan lateral (3 proyeksi) pada pasien sinusitis dewasa.
Bahan dan Cara: Gambaran radiografi konvensional 1 proyeksi dan 3 proyeksi, dan tomografi
komputer sinus paranasal dari 43 pasien dewasa dengan klinis kecurigaan sinusitis dievaluasi.
Temuan tomografi komputer maupun radiografi konvensional dikelompokkan dalam normal,
sinusitis ringan, sedang dan berat. Dengan menggunakan tomografi komputer sinus paranasal
sebagai baku emas, dihitung sensitifitas, spesifisitas, nilai duga positif dan negatif, kemudian
dicari kesesuaian antara radiografi konvensional 1 proyeksi dengan 3 proyeksi.
Hasil: Radiografi konvensional kurang dapat mendeteksi kasus sinusitis yang keparahannya
ringan. Radiografi konvensional 1 proyeksi terhadap 3 proyeksi dalam menyatakan sinusitis tanpa
spesifikasi lokasi dan keparahan memberikan nilai sensitifitas 72% vs 75%, spesifisitas 71% vs
86%, nilai duga positif 93% vs 96%, dan nilai duga negatif 33% vs 40%. Akurasi keseluruhan
radiografi konvensional 1 proyeksi terhadap 3 proyeksi adalah 72% vs 77%. Tidak didapatkan
perbedaan statistik bermakna antara hasil radiografi konvensional 3 proyeksi dengan 1 proyeksi.
Kesimpulan: Pemeriksaan radiografi konvensional standar sinus paranasal 3 proyeksi pada klinis
kecurigaan sinusitis pada pasien dewasa dapat dibatasi pada proyeksi tunggal oksipitomental
buka mulut saja. Nilai duga negatif radiografi konvensional yang rendah dalam menentukan
sinusitis menyarankan hasil radiografi normal dalam keadaan kecurigaan sinusitis gagal untuk
secara meyakinkan menyingkirkan adanya sinusitis.