Saat ini, masih banyak karya ulama yang belum terpublikasi secara luas, di satu sisi para pengambil kebijakan maupun usaha penerbitan kurang mengapresiasi mereka, di sisi lain ulama yang mampu menulis buku juga semakin langka. Meskipun bersifat lanjutan, penelitian inventarisasi berperspektif kualitatif ini berhasil mengungkap 104 karya ulama di Sumatera Barat, yaitu 22 karya tulis di PPMTI Batang Kabung, Padang; 1 karya tulis di Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang; 5 karya tulis di PPMTI Pasir, Agam; 45 karya tulis koleksi perpustakaan ahli waris Abdul Latif Syakur di Balai Gurah, IV Angkat, Agam; dan 30 karya tulis koleksi pribadi Buya Apria Putra di Payakumbuh. Penelitian ini menemukan bahwa makin langkanya ulama yang menulis buku, terutama di lingkungan pesantren. Karya para ulama yang lebih menonjol saat ini hanya berbentuk karya fisik seperti bangunan madrasah, pesantren, masjid, dan sejenisnya. Oleh karena itu, pemerintah dan penerbit buku perlu merangsang mereka untuk menulis buku keagamaan. Tujuannya, agar karya tulis para ulama dapat dibaca masyarakat secara lebih luas.