Latar belakang. Malnutrisi berkaitan dengan memburuknya kondisi selama di perawatan dan berkaitan dengan keluaran yang buruk. Kehilangan berat badan akan menyebabkan penurunan kekuatan otot yang akan menimbulkan penurunan fungsi. Kekuatan genggam tangan mungkin bermanfaat sebagai indikator status nutrisi khususnya bilamana pengukuran antropometri gagal untuk membedakan nutrisi kurang dengan orang yang berat badan kurang. Sampai saat ini belum ada data mengenai kekuatan genggam tangan dengan status nutrisi pasien yang dirawat di bangsal penyakit dalam di Indonesia. Tujuan Penelitian. Mendapatkan perbedaan rerata kekuatan genggam tangan pasien nutrisi kurang dan nutrisi baik di bangsal penyakit dalam. Metodologi. Studi potong lintang pada pasien di ruang perawatan penyakit dalam. Pemilihan subyek dengan cara konsekutif Pasien dinilai dengan Subjective Global Assessment, pengulcuran indeks massa tubuh dan pemeriksaan kekuatan genggam tangan. Basil. Pada bulan Juli - Nopember 2008 telah didapatkan 140 subyek yang memenuhi kriteria. Subyek terdiri dari 70 laki-Iaki dan 70 perempuan. Sebaran umur pada kelompok laki-laki berkisar 18 - 57 tahun dengan rerata umur 39,4 ± 11,4 tahun dan pada kelompok perempuan berkisar 19 - 59 tahun dengan rerata umur 40,1±12,4 tahun. Untuk menentukan perbedaan rerata digunakan uji t test. Rerata kekuatan genggam tangan kelompok laki-laki nutrisi kurang 19,5 ± 7,7 kg, nutrisi baik 29,5 ± 6,7 kg dan rerata kekuatan genggam tangan kelompok perempuan nutrisi kurang 10,2 ± 3,6 kg dan nutrisi baik 14,2 ± 3,7 kg. Penelitian mendapatkan perbedaan rerata yang bermakna pada subyek nutrisi kurang, baik pada kelompok laki-Iaki ataupun perempuan (kelompok lakilaki t = 5,805, P = 0,00 95% IK 6,6; 13,5, kelompok perempuan t = 4,555, P = 0,00 95% IK 2,2;5,7). Simpulan. Penelitian ini mendapatkan perbedaan kekuatan genggam tangan yang bermakna pada subyek kelompok nutrisi kurang dan nutrisi baik.
Background. Malnutrition is associated with a deterioration of clinical condition during hospitalization hence a poor outcome. A weight loss will cause a decrease of muscle strength thus the function. Handgrip may be useful as an indicator of the nutritional status, especially when the anthropometric measurement fails to differentiate malnutrition with a less than normal body weight person. Up to now, there has been no data regarding the correlation of handgrip and the nutritional status of patients confined at the internal medicine ward in Indonesia. Objective. To obtain a difference of the mean value of handgrip in patients with malnutrition and a good nutrition at the internal medicine ward. Methodology. This is a cross-sectional study of patients confined at the internal medicine ward. Subjects were consecutively included. Patients were evaluated using Subjective Global Assessment, body mass index calculation and handgrip. Result. From July to November 2008, there were 140 subjects who fulfilled the criteria. 70 were male and 70 were female. The range age for the male group was 18-57 years old with means 39,4 ± 11,-1 years old, and the female group was 19-59 years old with means 40, 1±12,4 years old. A t test was used to determine the difference of m~ value. Means handgrip in male subject with malnutrition was 19,5 ± 7,7 kg and good nutrition was 29,5 ± 6,7 kg. Means handgrip in female subject with malnutrition was 10,2 ± 3,6 kg and good nutrition was 14,2 ± 3,7 kg. This study showed a significant difference of mean value in subjects with malnutrition, both male and female groups (male t = 5,805, P = 0,00 95% CI 6,6;13,5, female group t = 4,555, P = 0,00 95% CI 2,2;5,7). Conclusion. This study showed a significant difference means handgrip in subjects with malnutrition.