Tiga ratus dua puluh pasien yang menjalani pemeriksaan Skintigrafi Perfusi Dipyridamol di RS. Jantung Harapan Kita dievaluasi untuk melihat nilai sensitifitas dan spesifisitas dari tes ini. Dipyridamol diberikan dalam dosis infus O,56 mg I kg selama 4 menit. Pencitraan dengan metode Planar dilakukan pada 209 pasien dan dengan metode SPECT pada 101 pasien. Alasan penderita menjalani tes ini paling banyak untuk tujuan penggolongan resiko 154 orang ( 48,1 % ), untuk evaluasi diagnostik sebanyak 92 orang ( 28,7%) dan untuk pemeriksaan viabilitas sebesar 74 orang ( 23,2% ). Dari 320 pasien yang dievaluasi, ada 194 pasien yang juga menjalani pemeriksaan angiografi koroner, hasilnya berupa 3S orang normal, 48 orang dengan penyempitan > 5O % diameter arteri pada 1 pembuluh arteri, 5O orang pada 2 pembuluh arteri dan 61 orang pada 3 pembuluh arteri, dimana 2 orang diantaranya juga disertai dengan penyempitan pada arteri kiri utama. Respon hemodinamik terhadap dipyridamol berupa kenaikan denyut nadi sebesar 12 ± 1S, penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik, masing-masing sebesar 10 ± 24 dan 7 ± 13. Efek samping yang paling banyak terjadi adalah rasa kebas di tangan ( paresthesia ) di jalan masuk obat, dijumpai pada 133 orang ( 66,2 % ), sedang efek samping kardiak yang paling sering terjadi adalah depresi gelombang ST pada 78 orang ( 38,8 % ), nyeri dada pada SO orang ( 24,9 % ), hipotensi pada 33 orang ( 16,4 % ), aritmia berupa ekstra sistol pada 20 orang ( 9,9%) dan bronkospasme yang dapat diatasi dengan aminofilin pada 3 orang ( 1,5 % ), tidak terjadi infark miokard atau kematian. Didapati nilai sensitifitas dan spesifisitas sebesar 87 % dan 70 % dengan metode Planar dan 91 % dan 75 % dengan SPECT, nilai perkiraan akurasi sebesar 94% untuk metode Planar dan 93 % untuk metode SPECT.