Makanan merupakan kebutuhan pokok yang penting bagi manusia. Persoalan mengenai makanan
sering kali digambarkan dalam karya sastra. Indonesia sebagai surga kuliner memiliki berbagai
macam makanan, sedangkan sastra sebagai media dapat dijadikan wahana untuk
memperkenalkan berbagai kuliner Nusantara. Penelitian ini menganalisis novel Rahasia Salinem
karya Brilliant Yotenega dan Wisnu Suryaning Adji menggunakan ancangan kualitatif yang
diimplementasikan dengan metode kajian pustaka. Dalam penelitian ini, makanan dalam karya
sastra tidak hanya digunakan sebagai objek suatu cerita. Akan tetapi, karya sastra dan makanan
memiliki hubungan yang bersifat material dan fiskal serta sosial dan kultural. Masalah yang akan
diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana makanan menjadi unsur penting yang
mengungkapkan rahasia tokoh dalam novel Rahasia Salinem. Terkait dengan hal tersebut,
penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana makanan, khususnya pecel dapat
mengungkapkan rahasia tokoh Salinem mengunakan perspektif gastrocriticism. Perspektif
gastrocriticism digunakan untuk memperlihatkan identitas tokoh dalam novel dan sebagai upaya
untuk melestarikan kuliner Nusantara. Hasil penelitian ini memperlihatkan empat konsep
perspektif gastrocritism, yaitu (1) makanan dan kesenangan, (2) makanan dan seni (bricolage),
(3) makanan dan nama, dan (4) makanan dan sejarah. Penelitian ini diharapkan mampu memberi
kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya sosiologi sastra dan dalam bidang
budaya sebagai upaya untuk memperkenalkan dan melestarikan kuliner lokal melalui karya
sastra.
Food is mandatory for humans. Matters about food is frequently mentioned in literature works. Indonesia as a culinary paradise has many food, and literature as a media is oftenly used to introduce them. This research is a qualitative research which analyze the novel Rahasia Salinemby Brilliant Yotenega and Wisnu Suryaning Adji using literature review. In this research, food inliterature work is not only an object to tell stories. But food and literature work has a material, physical, social, and cultural connection. This research answer the question to how food becomes an important element in Rahasia Salinem. The purpose of this research is to explain how food (especially pecel) can be used to reveal the secret of Salinem's character using the perspective of gastrocriticism. The perspective of gastrocriticism is used to depict the identity of the character in the novel and as an attempt to preserve Indonesian culinary. Results shows the four concept of gastrocriticism's perspective, which is (1) food and happiness, (2) food and art (bricolage), (3) food and name, and (4) food and history. This research contributes to the development of science, particularly in sociology of literature and in cultural field as an attempt to introduce and preserve local culinary through literature work.