Pengamatan kualitas air perairan Kepulauan Seribu Utara diperlukan agar menjaga stabilitas biota laut dan wisata bahari dari bahaya pencemaran air. Pesatnya pembangunan sarana wisata berdampak pada turunnya kualitas air. Kondisi perairan perlu dikontrol menggunakan baku mutu air laut kategori biota laut dan wisata bahari. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian spasial ekstraksi kualitas air perairan Kepulauan Seribu Utara. Hasil penelitian ini, dari algoritma Klorofil-a menggunakan MCI menghasilkan 61%, TSS dengan (Budhiman, 2004) dengan korelasi 51%, Salinitas dengan Cilamaya dengan korelasi 54%, CDOM dengan (Al-Kharusi,2020) dengan 55%, Suhu Permukaan Laut dengan algoritma (Syariz, 2015) menghasilkan korelasi 71% dan Turbiditas dengan NDTI menghasilkan korelasi 61%. Pada sebarannya hanya parameter TSS yang melebihi baku mutu sesuai aturan yang diterbitkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
Observation of the water quality in North Seribu Islands is needed to maintan the stability of marine life and tourism from danger of water pollution. The rapid development of tourist facilities has an impact on the decline in water quality. Water conditions need to be controlled using water quality standards for marine biota and tourism categories. Therefore, this study aims to do spatial study of water quality extraction from the waters of North Seribu Island. The result of chlorophyll-a algorithm using MCI resulted in 61%, TSS using (Budhiman,2004) resulted 51%, salinity perform using Cilamaya resulted 54%, CDOM with (Al-Kharusi,2020) resulted 55%, turbidity using NDTI resulted 71% and SST using (Syariz,2015) resulted 61% correlation. Based on the distribution, only TSS parameter exceeds the quality standard according to the rules issued by the Ministry of Environment and Forestry of the Republic of Indonesia.