Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien untuk mendukung penggunaan obat yang benar dan rasional, mengetahui tujuan akhir dari pengobatan, dan mengetahui kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan. Apotek non jaringan merupakah salah satu sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan farmasi klinik oleh apoteker, dimana apotek tidak berafiliasi dengan perusahaan dan memiliki kebijakan sendiri. Dalam beberapa bulan terakhir, pelayanan farmasi klinik di beberapa negara mengalami perubahan dalam praktiknya akibat adanya pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan pelayanan farmasi klinik selama pandemi COVID-19 di apotek non jaringan Pulau Jawa dan Sumatera. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif kualitatif dengan desain penelitian cross sectional. Teknik convenience sampling digunakan untuk mendapatkan 57 apotek. Data primer dikumpulkan dengan kuesioner online yang diisi oleh apoteker penanggung jawab apotek. Hasil evaluasi dinyatakan dalam bentuk rata-rata skor (0 – 100) yang menunjukkan seberapa baik pelayanan farmasi klinik yang dilakukan oleh apotek non jaringan. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan rata-rata pelaksanaan pelayanan sebelum dan selama pandemi dengan perolehan skor 68,05+18,00 menjadi 66,01+ 18,44. Hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada pelayanan tersebut (p = 0,013). Hasil data kualitatif menggambarkan perubahan pada praktik pelayanan farmasi klinik yaitu adanya penerapan protokol kesehatan dan penggunaan telefarmasi.
Clinical pharmacy services provide direct care and responsible to patients to promote appropriate and rational medicine uses, to understand the treatment main goal, and to find out the medication error possibilities. Non-chain pharmacy is one of the facilities used to provide clinical pharmacy services by pharmacists, which is not affiliated with corporation and it has its own SOP. In recent months, clinical pharmacy services in several countries have experienced changes in practice due to the COVID-19 pandemic. This study aimed to analyse changes in clinical pharmacy services during the pandemic at non-chain pharmacies on Java and Sumatra Island. This quantitative-qualitative research had a cross-sectional design. Convenience sampling used to collect 57 pharmacies. Primary data was collected by using an online questionnaire that was filled out by the pharmacist. The evaluation results represented as an average score (0 – 100) which showed how well the clinical pharmacy services provided by non-chain pharmacies. The result showed a decrease in the implementation average of the services between before and during pandemic from 68,05+18,00 to 66,01+18,44. The statistical results showed a significant difference in the services (p = 0.013). The qualitative data also showed changes in practices, application of health protocols and use of telepharmacy.