Angka Kematian Ibu (AKI) harus diturunkan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Perdarahan postpartum menjadi penyebab kematian ibu paling besar di dunia dan Indonesia. Upaya penurunan angka kematian ibu perlu dilakukan dengan mencegah kejadian perdarahan postpartum. Pelayanan kesehatan ibu berperan dalam upaya menurunkan kematian ibu serta dengan adanya temuan bahwa tingginya kematian ibu di Kawasan Timur Indonesia diikuti dengan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu yang lebih rendah dari Kawasan Barat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelayanan kesehatan ibu dengan kejadian perdarahan postpartum di Kawasan Timur dan Barat Indonesia. Penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional dan memanfaatkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Analisis dilakukan dengan uji Chi Square dan Uji Regresi Logistik Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi perdarahan postpartum di Indonesia adalah 7,1% (95% CI (6,6% 7,7%)) dan lebih tinggi di Kawasan Barat Indonesia 7,4% (95% CI (6,8% - 8%)) dibandingkan di Kawasan Timur Indonesia 5,6% (95% CI (4,8%-6,5%)). Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara variabel-variabel pelayanan kesehatan ibu dengan kejadian perdarahan postpartum, kecuali pada variabel penggunaan KB di Kawasan Timur Indonesia yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian perdarahan postpartum, namun hubungan tersebut bersifat negatif (p-value = 0,045; COR = 0,664 (95% CI (0,444-0,993)). Kunjungan ANC memiliki hubungan sebagai faktor risiko perdarahan postpartum, meskipun hubungan tersebut tidak signifikan secara statistik. Variabel yang berhubungan terhadap kejadian perdarahan postpartum adalah riwayat komplikasi kehamilan dan jarak ke fasilitas kesehatan di Kawasan Timur Indonesia serta riwayat komplikasi kehamilan dan pendidikan di Kawasan Barat Indonesia. Oleh karena itu, pelayanan kesehatan perlu penguatan terkait dengan variabel-variabel tersebut.
The Maternal Mortality Rate (MMR) must be reduced in order to achieve public welfare in a country. Postpartum hemorrhage is the main cause of maternal death in the world and Indonesia. Efforts to reduce maternal mortality need to be done by preventing the incidence of postpartum hemorrhage. Maternal health services have a role to reduce maternal mortality as the finding shows that high maternal mortality in East Indonesia is followed by lower access and quality of maternal healthcare than West Indonesia. This study aims to determine the relationship between maternal health services and the incidence of postpartum hemorrhage in East and West Indonesia. This study is a quantitative study with a cross sectional study design and utilizes data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS). The analysis was performed using Chi Square Test and Multiple Logistics Regression Test. The results showed that the proportion of postpartum hemorrhage in Indonesia was 7.1% (95% CI (6.6% 7.7%)) and was higher in West Indonesia 7.4% (95% CI (6.8% - 8%)) compared to East Indonesia 5,6% (95% CI (4.8%-6.5%).) No significant relationship was found between the variables of maternal healthcare and the incidence of postpartum hemorrhage, except for the use of family planning in East Indonesia which had a significant relationship with the incidence of postpartum hemorrhage, but the relationship was negative (p-value = 0.045; COR = 0.664 (95% CI (0.444-0.993). ANC visits have an association as a risk factor of postpartum hemorrhage, although the relationship is not statistically significant. Variable that associated with the incidence of postpartum hemorrhage are history of pregnancy complications and distance to health facilities problems in East Indonesia and then history of pregnancy complications and education level in West Indonesia. Therefore, healthcare services needs to strengthen the aspect related to those variables.