Menulis sebagai suatu keterampilan masih menjadi suatu tantangan bagi pemelajar bahasa Inggris apalagi menulis suatu teks argumentatif yang perlu mengandung argumentasi dan bersifat persuasif. Tesis ini bertujuan untuk mendiskusikan tantangan dan isu mengenai teks argumentatif yang ditulis oleh pemelajar universitas. Penelitian ini mengadopsi metode penelitian campuran (mixed-method research) untuk menginvestigasi penulisan argumentatif bahasa Inggris pemelajar dalam perspektif linguistik dan kajian persepsi. Perspektif linguistik diperoleh dengan analisis tulisan pemelajar. Tulisan yang dikumpulkan dari pemelajar di salah satu universitas sebagai studi kasus dianalisis menggunakan tiga kerangka LSF yaitu struktur generik, hierarki periodicity, dan klausa tersemat (clausal embedding). Persepsi pemelajar diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada pemelajar dalam studi ini. Kuesioner dianalisis menggunakan perhitungan sederhana di Microsoft Excel dengan melihat frekuensi dari item pernyataan kuesioner. Terdapat dua hasil penting yang dihasilkan dari studi ini, yakni dari perspektif linguistik dan persepsi. Pertama, dari sisi kompetensi linguistik, pemelajar mampu menulis teks argumentatif. Namun, pola informasi dan klausa tersemat yang tidak teratur cukup dominan. Kedua, survei mengindikasikan bahwa pemelajar masih menghadapi kesulitan dalam penulisan teks argumentatif khususnya pemilihan topik, struktur generik, dan tata bahasa. Dari kedua hasil tersebut, beberapa saran diberikan untuk peningkatan pengajaran menulis teks argumentatif bahasa Inggris khususnya dalam konteks pemelajar universitas di Indonesia.

---

Writing as a skill per se has been a challenge for many EFL learners, let alone writing which involves arguing and persuading readers as demanded by English argumentative texts. This thesis aims to discuss challenges and issues of argumentative texts written by university students. This is done by investigating their written texts to gain linguistic perspectives and by observing their perception through questionnaires making the current study mixed method research. The written texts, collected from a group of students in a university as a case study, were analysed using three linguistic frameworks from SFL, i.e generic structures, hierarchy of periodicity, and clausal embeddings. The perception was analysed using Microsoft Excel descriptive statistic correlation formula by looking at frequency and percentages of items. The results are twofold. First, in terms of linguistic competence, despite the relative success of tackling the generic structure of argumentative genre, irregular patterns of information structure and clausal embeddings are quite dominant. Secondly, the survey indicates that the students face difficulties in writing English argumentative texts especially in choosing topics, organizing text structures, and grammars. Several suggestions are provided for the improvement of teaching argumentative writing in English especially in the context of university students in Indonesia.