Latar Belakang: Ketidaksetaraan dalam utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut dapat terjadi di sepanjang perjalanan hidup akibat terbatasnya akses pelayanan kesehatan gigi dan mulut, sistem pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang kurang memadai, ataupun karakteristik individunya. Di Indonesia, hanya 1,64% yang merasa butuh terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Untuk mengetahui faktor karakteristik individu yang berhubungan dengan utilisasi pelayanan kesehatan, model Andersen dapat digunakan. Karena di fase remaja juga melibatkan adanya perubahan di aspek psikososial, model Andersen yang digunakan akan mengalami perluasan dengan memasukkan faktor psikologis. Tujuan: Mengetahui hubungan antara faktor-faktor karakteristik individu berdasarkan model Andersen yang diperluas dengan utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada usia 15-24 tahun di Indonesia. Metode: Desain studi observasional cross- sectional dengan data SKI 2023 dari Pusdatin Kemenkes RI pada anak usia 15-24 tahun yang memiliki data pemeriksaan klinis dan wawancara. Analisis data dilakukan secara bivariat menggunakan chi-square dan uji regresi logistik dengan software SPSS. Hasil: Berdasarkan hasil analisis bivariat, kunjungan ke tenaga kesehatan gigi dalam 1 tahun terakhir memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan jenis kelamin (ORPerempuan = 1,662; p < 0,001), kawasan tempat tinggal (ORPerkotaan = 1,989; p <0,001), kondisi skizofrenia (ORTidakadaskizofrenia = 1,339; p= 0,039), kepemilikan jaminan kesehatan (ORMemilikijaminankesehatan = 2,001; p < 0,001), keluhan pada gigi dan mulut (ORMemilikikeluhan = 12,700; p < 0,001), dan pengalaman karies (ORAdakaries = 3,000; p < 0,001). Kesimpulan: Ada hubungan yang bermakna antara faktor-faktor pada karakteristik individu model Andersen yang diperluas dengan kunjungan ke tenaga kesehatan gigi dalam 1 tahun terakhir.
Background: Inequalities in utilization of oral health services can occur throughout the life course due to limited access to oral health services, inadequate oral health service systems, or individual characteristics. In Indonesia, only 1.64% have perceived need for oral health services. To determine factors of individual characteristics that associated with dental utilization, Andersen model can be used. Because changes in psychososcial aspects most common in the adolescent phase, Andersen model will be expanded to include psychological factors. Objective: To analysis the association between factors of individual characteristic based on expanded Andersen model with dental utilization among 15-24 years in Indonesia. Method: Cross-sectional observational study design with SKI 2023 data from Pusdatin Kemenkes RI on 15-24 years who have clinical examination and interview data. Statistical analysis was conducted in bivariate analysis using chi-square and logistic regression with SPSS software. Results: Based on results of bivariate analysis, dental visit in the last 1 year had a statistically significant association with gender (ORFemale = 1,662; p < 0.001), region of residence (ORUrban = 1,989; p < 0.001), schizophrenia condition (ORNoschizophrenia = 1,339; p = 0,039), health insurance ownership (ORHavinghealthinsurance = 2,001; p < 0.001), dental pain (ORHavingdentalpain = 12,700; p < 0.001), and caries experience (ORHavingcaries = 3,000; p < 0.001). Conclusion: There was a significant association between individual characteristics factors of expanded Andersen model with dental visit in the last 1 year.