Penyakit parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang ditandai oleh bradikinesia dan gejala lain seperti tremor atau rigiditas. Levodopa merupakan lini pertama pengobatan untuk mengurangi gejala parkinson, akan tetapi penggunaan jangka panjangnya berisiko menimbulkan komplikasi seperti diskinesia setelah jangka panjang. Terapi kombinasi adjuvan dapat digunakan untuk mengatasi efek samping ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi profil tata laksana medikamentosa pada pasien Parkinson di RSUPN Cipto Mangunkusumo, baik yang tanpa komplikasi maupun yang mengalami diskinesia. MetodePenelitian ini menggunakan desain observasional, metode yang digunakan adalah potong lintang dengan sampel penelitian yang digunakan yaitu data rekam medis pasien di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan dilakukan analisis secara deskriptif kuantitatif. HasilDari 93 subjek (60 laki-laki, 33 perempuan), 26 menggunakan obat tunggal dan 67 kombinasi obat (kombinasi terbanyak dua golongan). Sebanyak 82 subjek (37,4%) mengonsumsi levodopa dengan frekuensi minum 3(2-8), 48 (21,9%) dopamin agonis, 44 (20,1%) antikolinergik, 31 (14,2%) COMT-Inhibitor, 9 (4,1%) donepezil, 3 (1,4%) amantadine, dan 2 (0,9%) MAOB-Inhibitor. Dari 10 subjek dengan diskinesia, 3 (30%) tetap dengan dosis levodopa, 4 (40%) mengubah jadwal atau frekuensi (dosis harian tetap), dan 3 (30%) menambah kombinasi obat.KesimpulanKarakteristik pasien didominasi oleh laki-laki dan usia didominasi dari lebih atau sama dengan 60 tahun. Penggunaan obat yang paling sering digunakan adalah levodopa dengan frekuensi dan kombinasi obat bervariasi. Dari 10 pasien yang mengalami diskinesia akibat penggunaan levodopa, terdapat variasi dari manajemen yang dilakukan pada pasien komplikasi diskinesia.

---

Introduction

Parkinson's disease is a neurodegenerative disorder characterized by bradykinesia and other symptoms such as tremor or rigidity. Levodopa is the first-line treatment for reducing Parkinson's symptom. However, long-term use carries the risk of complications such as dyskinesia after several years. Combination adjuvant therapy can be used to address these side effects. This study aims to explore the pharmacological management profile of Parkinson's patients at RSUPN Cipto Mangunkusumo, both for those without complications and those experiencing dyskinesia.

Method

This study used an observational design with a cross-sectional method. The sample used in the study was medical record data from patients at Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital, and a descriptive quantitative analysis was conducted.

Results

From 93 subjects (60 males, 33 females), 26 used a single drug and 67 used a combination of drugs (most frequently two drug classes). A total of 83 subjects (37,4%) consumed levodopa with daily frequency 3(2-8), 48 (21,9%) used dopamine agonists, 44 (20,1%) anticholinergics, 31 (14,2%) COMT-Inhibitors, 9 (4,1%) donepezil, 3 (1,4%) amantadine, and 2 (0.9%) MAOB-Inhibitors. Of the 10 subjects with dyskinesia, 3 (30%) maintained their levodopa dose, 4 (40%) adjusted their schedule or frequency (with the same daily dose), and 3 (30%) added other drug combinations.

Conclusion

Patient characteristics were predominantly male, with ages primarily 60 years and older. Levodopa was the most frequently used medication, with varying frequencies and combinations. Among the 10 patients experiencing dyskinesia due to levodopa use, there was variation in the management strategies implemented for these patients with dyskinetic complications.