Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 melaporkan bahwa sebanyak 33,5% penduduk berusia ≥10 tahun masih tergolong memiliki aktivitas fisik yang kurang (<150 menit/minggu). Padahal, aktivitas fisik memiliki peran krusial dalam perkembangan motorik dan kognitif pada anak. Berdasarkan hal ini, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat aktivitas fisik dan keterampilan motorik pada anak usia sekolah, sekaligus mengeksplorasi faktor-faktor lain yang mungkin terkait. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan data yang diambil dari SEANUTS 2.0. (South-East Asian Nutrition Survei) di Indonesia pada tahun 2020. Sampel terdiri dari 519 anak berusia 7–12 tahun yang berasal dari sebelas kota besar di Indonesia. Analisis dilakukan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang berhubungan dengan keterampilan motorik, termasuk tingkat aktivitas fisik, usia, jenis kelamin, status ekonomi, pendidikan orang tua, indeks massa tubuh (IMT), dan status gizi anak. Selain itu, hubungan variabel-variabel ini dengan berbagai aspek keterampilan motorik juga dianalisis, yaitu pengendalian gerakan (control during movement), motorik halus/kemampuan menulis tangan (fine motor/handwriting), dan koordinasi umum (general coordination). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara tingkat aktivitas fisik dan keterampilan motorik (p<0,001). Analisis bivariat juga memperlihatkan bahwa usia (p<0,001), tingkat pendidikan ayah (p=0,004), dan status gizi (p=0,001) memiliki hubungan signifikan dengan keterampilan motorik. Lebih lanjut, regresi linear berganda mengindikasikan bahwa keterampilan motorik berhubungan dengan tingkat aktivitas fisik (p<0,001), usia (p<0,001), pendidikan ayah (p=0,019), dan status gizi anak (p=0,003). Secara keseluruhan, tingkat aktivitas fisik terbukti memiliki hubungan yang signifikan dengan keterampilan motorik pada anak usia sekolah di kota besar di Indonesia. Faktorfaktor lain yang turut berkontribusi terhadap keterampilan motorik anak meliputi tingkat aktivitas fisik, usia, tingkat pendidikan ayah, dan status gizi.
The 2018 Basic Health Research (Riskesdas) reported that 33.5% of the population aged ≥10 years still has low physical activity levels (<150 minutes/week). Physical activity plays a crucial role in children’s motor and cognitive development. Based on this, the study aims to identify the relationship between physical activity levels and motor skills in school-aged children, while also exploring other potential influencing factors. This study uses a cross-sectional design with data from the SEANUTS 2.0 (South-East Asian Nutrition Survey) conducted in Indonesia in 2020. The sample includes 519 children aged 7–12 years from eleven major cities across Indonesia. The analysis evaluates factors associated with motor skills, including physical activity level, age, gender, socioeconomic status, parental education, body mass index (BMI), and nutritional status. Additionally, the relationships between these variables and various aspects of motor skills were analyzed, namely control during movement, fine motor/handwriting, and general coordination. The results indicate a significant relationship between physical activity levels and motor skills (p<0.001). Bivariate analysis also shows that age (p<0.001), father’s education level (p=0.004), and nutritional status (p=0.001) have a significant relationship with motor skills. Furthermore, multiple linear regression analysis reveals that motor skills are influenced by physical activity level (p<0.001), age (p<0.001), father’s education (p=0.019), and the child’s nutritional status (p=0.003). Overall, physical activity level has a proven significant relationship with motor skills in school-aged children in major cities in Indonesia. Other factors contributing to children’s motor skills include physical activity level, age, father’s education level, and nutritional status.