Pemilu legislatif Prancis 2024 menjadi arena penting bagi berbagai partai politik untuk menarik perhatian publik melalui media. Berkaitan dengan hal itu, media juga menunjukkan keberpihakan serta ideologinya melalui pemberitaan mengenai pemilu. Charlie Hebdo yang dikenal sebagai media satirik berideologi kiri, juga turut menunjukkan sikapnya mengenai pemilu legislatif Prancis 2024 melalui teks yang dipublikasikannya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan keberpihakan dan ideologi media Charlie Hebdo dalam pemberitaan terkait kampanye partai politik di Prancis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis wacana kritis Fairclough (1995) yang berfokus pada teks, praktik diskursif yang mencakup interpretasi teks, dan dimensi sosial-budaya. Dalam analisis teks, digunakan teori analisis sintaksis Le Querler (1994) pada struktur kalimat dan fungsi judul artikel, serta analisis komponen makna Leech (1982) untuk kata-kata yang merujuk pada setiap kubu politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Charlie Hebdo mengkritik semua kubu tetapi dengan intensitas yang berbeda. Dalam isu pemilu legislatif, Charlie Hebdo memberikan kritik tajam terhadap kelompok ekstrem kanan, Rassemblement National, sementara terhadap kelompok tengah, Charlie Hebdo mengkritiknya sebagai kelompok yang lemah terhadap kritik. Sementara itu, untuk kelompok kiri, Charlie Hebdo memberikan kritik yang membangun. Kritik tajam terhadap Rassemblement National juga ditunjukkan melalui judul artikel yang berbentuk kalimat dengan penggunaan poros kalimat (pivot) dan objek langsung (COD) yang berkonotasi negatif.

---

The 2024 French legislative elections became a crucial arena for political parties to capture public attention through media coverage. Medias revealed its biases and ideological stances in reporting the elections. Charlie Hebdo, known as a left-leaning satirical publication, also expressed its perspectives on the 2024 French legislative elections through its published texts. This study aims to find the political bias and stance of Charlie Hebdo in its coverage of political party campaigns in France. Using a qualitative methodology with Fairclough’s (1995) critical discourse analysis approach, focusing on textual analysis, discourse practices involving text interpretation, and socio-cultural dimensions. In examining the text, Le Querler's (1994) syntactic analysis is utilized to analyze sentence structures and function of article headlines. Leech's (1982) semantic analysis is applied to study the meanings of words referencing different political factions. The findings reveal that Charlie Hebdo tends to criticize all groups but with varying intensities. Charlie Hebdo sharply criticizes the far-right group, Rassemblement National, while criticizing the centrist group as weak of criticism. Meanwhile, for the left-wing group, Charlie Hebdo offers constructive criticism. The sharp criticism of Rassemblement National is also reflected in the article titles, which feature sentences employing sentence pivots and direct objects (COD) with negative connotations.