Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan masalah malnutrisi pada anak yang masih lazim terjadi. Dalam upaya penurunannya Indonesia menetapkan target nasional angka batas status gizi kurang sebesar 14%. Akan tetapi, di Indonesia angka kejadian malnutrisi masih melebihi target tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pada anak dibawah lima tahun di kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan metode quota sampling dengan total sampel 170 responden (ibu dengan anak berusia 6-59 bulan di Depok, Jawa Barat yang sesuai dengan kriteria inklusi). Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner penelitian dan data buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Status gizi anak dinilai berdasarkan kategori Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat Badan menurut Panjang Badan atau Tinggi Badan (BB/PB atau TB) dan Panjang Badan atau Tinggi Badan menurut Umur (PB atau TB/U) serta dikalkulasikan menggunakan WHO Anthro. Prevalensi klasifikasi status gizi kurang pada anak ditemukan paling tinggi pada kejadian stunting 23,5%; diikuti oleh underweight 21,2% dan wasting 10,4%. Karakteristik anak, ibu dan nutrisi yang menunjukan hubungan yang bermakna dengan status gizi kurang, yaitu riwayat demam (p BB/U = 0,003; p BB/TB= 0,007), diare (p BB/U = 0,019 dan p TB/U = 0,003), tingkat pendidikan ibu (p BB/U = 0,008) dan ASI eksklusif (p BB/U = 0,002; p BB/TB= 0,043). Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat demam, diare, tingkat pendidikan ibu dan ASI eksklusif dengan status gizi (p <0,05). Oleh karena itu, peneliti menyarankan intervensi diarahkan pada pemberian edukasi ibu terkait pola asuh anak yang sesuai.
Indonesia is one of developing countries where child malnutrition is prevalent. Indonesia is targeting a national prevalence rate of undernutrition under 14%. However, the incidence of malnutrition in the country still exceeds this target. Hence, this study aims to identify factors associated with nutrition status in children under five years of age in Depok City. A cross sectional study and quota sampling method was conducted in September–November 2024 among 170 mothers-children under five of age pairs in Depok City. Characteristics of children, mother and nutrition were collected using questionnaire and information from the Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) health record books. The nutritional status of children was assessed based on Weight-for-Age Z-Score (WAZ), Weight for Height Z-Score (WHZ), and Height for Age Z-Score (HAZ) categories and calculated using WHO Anthro software. The three categories of malnutrition with the highest prevalence were found in children with undernutrition. The prevalence of undernutrition in children was found to be highest in cases of stunting at 23.5%, followed by underweight at 21.2%, and wasting at 10.4%. Child, mothers, and nutritional characteristics that showed significant associations with nutritional status are fever history (p WAZ = 0,003 and p WHZ = 0,007), diarrhea (p WAZ = 0,019 and p HAZ = 0,003), mother education level (p WAZ = 0,008) and exclusive breastfeeding (p WAZ = 0,002 and p HAZ = 0,043). The authors concluded that there is a significant relationship between fever history, diarrhea history, maternal education level, and exclusive breastfeeding with undernutrition (p < 0.05). Therefore, the researchers recommend interventions focused on educating mothers about appropriate childcare practices.