Film 13 Bom di Jakarta menggambarkan aksi terorisme dengan motif sebagai reaksi atas ketidakadilan yang disebabkan oleh sistem ekonomi. Dengan teori mimesis Plato (dalam Teeuw, 2015) dan sosiologi sastra Sapardi Djoko Damono (2020), penelitian ini akan berfokus bagaimana film ini menggambarkan motif di balik aksi terorisme sebagai suatu bentuk kritik sosial. Dalam meneliti film ini digunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan teknik analisis data. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa film ini mnegandung pesan kritik sosial yang disampaikan melalui motif aksi terorisme. Kritik tersebut terdiri atas (1) kritik atas masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial, (2) kritik atas sistem ekonomi yang berlaku saat ini yang hanya akan memperbesar jarak antara yang kaya dan yang miskin, dan (3) kritik atas tindakan terorisme itu sendiri. Pesan yang ingin disampaikan oleh film ini adalah bahwa sistem ekonomi yang ada saat ini masih memiliki kekurangan dan selalu menuntut perbaikan serta perubahan. Namun, adalah tidak etis bila perubahan yang dimaksud ditempuh dengan jalan terorisme yang hanya akan memakan korban warga sipil yang tidak berdosa. Oleh karena itu, walaupun mengangkat tema terorisme, kritik sosial yang terkandung dalam film dimaksudkan untuk menyampaikan pesan anti-terorisme dan perdamaian.

---

The film 13 Bom di Jakarta (officially titled 13 Bombs in English) depicts acts of terrorism with a motive as a reaction to injustice caused by the economic system. With Plato's mimesis theory (in Teeuw, 2015) and Sapardi Djoko Damono’s sociology of literature (2020), this study will focus on how this film depicts the motive behind acts of terrorism as a form of social criticism. In examining this film, a descriptive method with a qualitative approach and data analysis techniques were used. The conclusion of this study is that this film contains a message of social criticism conveyed through the motive of acts of terrorism. The criticism consists of (1) criticism of the problems of poverty and social inequality, (2) criticism of the current economic system which will only widen the gap between the rich and the poor, and (3) criticism of the acts of terrorism itself. The message that this film wants to convey is that the current economic system still has shortcomings and always demands improvement and change. However, it is unethical if the intended change is taken through terrorism which will only claim innocent civilian victims. Therefore, although it raises the theme of terrorism, the social criticism contained in the film is intended to convey a message of anti-terrorism and peace.