Kepatuhan minum obat antihipertensi menjadi prioritas teratas dalam efektifitas pengobatan penderita hipertensi. Ketidakpatuhan dalam pengobatan berisiko membuat tekanan darah tidak terkontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kepatuhan minum obat antihipertensi pada penderita hipertensi yang berobat ke puskesmas di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan populasi penderita hipertensi yang berobat ke puskesmas di Kota Depok dan jumlah sampel sebanyak 185 orang yang diambil menggunakan teknik cluster sampling. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner oleh responden dan dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 54,1% penderita hipertensi di Kota Depok terkategori tidak patuh minum obat antihipertensi. Persepsi individu dan faktor predisposisi yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat antihipertensi diantaranya persepsi kerentanan, keseriusan, manfaat, hambatan, efikasi diri, isyarat untuk bertindak, usia, pengetahuan dan sikap tentang hipertensi dan kepatuhan minum obat antihipertensi. Efikasi diri menjadi faktor paling dominan berhubungan dengan perilaku kepatuhan minum obat antihipertensi dengan hasil penderita hipertensi yang memiliki efikasi diri rendah berisiko 2,6 kali untuk berperilaku tidak patuh minum obat antihipertensi dibandingkan pasien yang memiliki efikasi diri tinggi (OR:2,63; 95% CI:1,055-6,563). Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan pelatihan guna meningkatkan efikasi diri penderita hipertensi seperti keterampilan mengelola kesehatan, manajemen stress, dan adanya kelompok pendukung.
Adherence to taking antihypertensive medication is the top priority in the effective treatment of hypertension patients. Non-adherence risks causing uncontrolled blood pressure. This study aims to determine the determinants of adherence to taking antihypertensive medication in patients with hypertension who seek treatment at Puskesmas in Depok City. It used a cross-sectional design with a population of hypertensive patients who seek treatment at Puskesmas in Depok City and a sample size of 185 people taken using cluster sampling. Data were collected through questionnaires filled out by respondents and analyzed univariately, bivariately, and multivariately. The results showed that 54,1% of hypertensive patients in Depok City were categorized as non-adherent to taking antihypertensive drugs. Individual perceptions and predisposing factors associated with adherence include perceived susceptibility, severity, benefits, barriers, self-efficacy, cues to action, age, knowledge, and attitudes about hypertension. Self-efficacy is the most dominant factor associated with antihypertensive medication adherence behavior, with hypertensive patients with low self-efficacy being 2,6 times more likely to exhibit non-adherent behavior compared to patients who have high self-efficacy (OR: 2,63; 95% CI: 1,055–6,563). Therefore, it is necessary to develop training to increase self-efficacy in hypertensive patients, such as health management skills, stress management, and support groups.