Direktur artistik upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024, Thomas Jolly, bertujuan untuk membuat acara yang merayakan inklusi dan keberagaman (Padovani, 2024). Untuk itu, penyertaan drag queen menimbulkan pertanyaan penting tentang bagaimana keputusan ini berkontribusi pada tujuan yang dimaksud. Dengan menggunakan teori representasi Stuart Hall (1997), artikel ini mengkaji bagaimana representasi drag queen dalam segmen Festivité pada upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 berkontribusi dalam mengonstruksi wacana identitas nasional Prancis. Dengan menganalisis seleksi dan kombinasi berbagai praktik penandaan seperti penampilan visual para drag queen, teks di layar dan lagu, artikel ini menemukan bahwa melalui segmen Festivité, upacara pembukaan Paris 2024 mengonstruksi suatu wacana identitas nasional Prancis kontemporer yang tidak hanya mengakui namun merayakan keberagaman identitas gender dan orientasi seksual. Hal ini menandakan bahwa mereka tidak hanya diterima secara pasif, tetapi juga dihormati dan dianggap sebagai bagian penting dari masyarakat tersebut. Keberterimaan dan perayaan Prancis terhadap keberagaman tersebut tersebut diwakili dengan keberadaan para drag queen di ajang sebesar Olimpiade untuk mewakili budaya Prancis yang saat itu menyambut negara-negara dari seluruh dunia.

---

The artistic director of the Paris 2024 Olympics opening ceremony, Thomas Jolly, aimed to create an inclusive and diverse opening ceremony (Padovani, 2024). In this regard, the inclusion of drag queens raises important questions about how such decision contributed to the intended vision. Employing Stuart Hall’s representation theory (1997), this article analyses how the representation of drag queens within the Festivité segment in the opening ceremony contributes towards the construction of French national identity discourse. By analysing the selection and combination of various signifying practices such as the visual appearance of drag queens, on-screen texts and songs, this article finds that through the Festivité segment, the Paris 2024 opening ceremony constructs a discourse of contemporary French national identity that not only acknowledges but celebrates the diversity of gender identities and sexual orientations. This signifies that they are not only passively accepted, but also respected and considered an important part of French society. France's acceptance and celebration of such diversity is represented by the presence of drag queens in an event as grand as the Olympics that represents French culture as it welcomes countries from around the world.