Apabila teologi Reformed diharapkan sebanyak mungkin berdampak kepada masyarakat masa kini dan masa depan, keunikan dari kekuatan musik untuk mempengaruhi dunia di luar tembok Gereja haruslah diberdayakan. Di dalam esai ini, penulis ingin menunjukkan bagaimana kekristenan, secara umum, dan teologi Reformed, secara khusus, dikritik melalui musik dan apa yang dapat kita lakukan untuk merespons. Penulis akan memperkenalkan sebuah pendekatan di dalam apologetika Kristen yang disebut sonic-apologetics yang memampukan para pembuat musik untuk mempertahankan iman melalui musik. Di dalam bagian pertama dari esai ini, penulis akan mendiskusikan lima masalah dan bagaimana sonic-apologetics menjawab. Ini yang kemudian akan menjadi dasar untuk bagian keduadari esai ini, yaitu penulis akan membangun sonic-apologetics dari tiga gagasan: (1) penekanan metodologis dari efek, (2) genre dari ekspresi, dan (3) perbedaan antara respons apologetikalinear dan angle. Di dalam bagian terakhir dari esai ini, penulis akan memaparkan dua studi kasus yang berbeda dari sonic-apologetics. Sonic-apologetics yang didiskusikan di sini tidakakan mengubah aturan liturgika yang sudah terdapat pada gereja-gereja Kristen, terutama yang Reformed. Tetapi sonic-apologetics mengajak para produser dan pemusik di dalam gereja-gereja ini untuk mengarahkan minat dan kemampuannya untuk membuat musik kepada dunia di luar tembok gereja.