Penelitian ini mengeksplorasi perubahan dan kontinuitas dalam tradisi pembuatan pinisi di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Pinisi merupakan warisan budaya yang tidak hanya mencerminkan inovasi lokal dalam menghadapi tantangan alam, tetapi juga simbol identitas budaya maritim Indonesia. Melalui pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini mengkaji bagaimana masyarakat setempat mempertahankan nilai-nilai tradisional sambil beradaptasi dengan teknologi dan kondisi sosial ekonomi modern. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan, wawancara mendalam dengan ahli dan budayawan lokal, serta analisis dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun unsur-unsur modern telah diintegrasikan dalam proses pembuatan perahu, esensi ritual dan nilai-nilai tradisional seperti gotong-royong, kepercayaan terhadap alam, dan penghormatan terhadap leluhur tetap dijaga. Masyarakat lokal menggabungkan penggunaan alat-alat modern dengan metode tradisional dalam setiap tahap pembuatan perahu, dari pemilihan kayu hingga peluncuran ke laut. Keberlanjutan sumber daya kayu juga menjadi fokus utama, dengan praktik-praktik pengelolaan hutan yang berkelanjutan diterapkan untuk menjaga ketersediaan bahan baku. Penelitian ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara inovasi dan tradisi dalam menjaga relevansi dan keberlanjutan industri perahu Pinisi. Temuan ini memberikan wawasan tentang bagaimana tradisi lokal dapat beradaptasi dengan perubahan global tanpa kehilangan identitas budayanya. Selain itu, penelitian ini juga memberikan kontribusi terhadap pemahaman tentang dinamika sosial dan budaya masyarakat pembuat pinisi serta peran mereka dalam ekonomi pedesaan dan pelestarian warisan budaya.
The research explores changes and continuity in the tradition of building Pinisi boats in Bulukumba Regency, South Sulawesi. The Pinisi boat is a cultural heritage that reflects local innovation in confronting natural challenges and symbolises Indonesia’s maritime cultural identity. The study examines how local communities maintain traditional values while adapting to modern technological and socio-economic conditions through a qualitative descriptive approach. Data were collected through field observations, in-depth interviews with local experts and cultural scholars, and document analysis. The findings show that modern elements have been integrated into the boat-making process, while the ritual essence and traditional values such as communal cooperation, respect for nature, and honouring ancestors are preserved. Local communities combine modern tools with traditional methods at every stage of boat construction, from wood selection to launching into the sea. Sustainable wood resource management is also a primary focus, with practices applied to ensure a continuous supply of raw materials. The research highlights the importance of balancing innovation and tradition to maintain the relevance and sustainability of the Pinisi boat industry. These findings provide insights into how local traditions can adapt to global changes without losing their cultural identity. Additionally, the study contributes to the understanding of the social and cultural dynamics within Pinisi boat-making communities and their role in rural economies and cultural heritage preservation.