Pada tahun 2023 industri perkebunan kelapa sawit tercatat sebagai sektor dengan angka kecelakaan kerja tertinggi nasional (60,5%) dengan tren kenaikan sebesar 18–20 % per tahun. Dua faktor utama penyebab kecelakaan dan penyakit pada pekerja di sektor ini adalah kurangnya pengawasan dari manajemen (lack of management control) dan rendahnya tingkat pengetahuan pekerja (human factor). Untuk mengatasi hal tersebut, penelitian ini mengembangkan Model Edukasi K3 melalui penyusunan Modul Edukasi K3 dan pembentukan Kader Sawit, yang bertujuan meningkatkan literasi dan praktik keselamatan kerja pekerja sawit. Penelitian menggunakan pendekatan mix-method exploratory yang dilakukan selama 6 bulan dengan tahapan penelitian: (1) analisis penyelenggaraan K3 dan mengidentifikasi status gizi pekerja, (2) penyusunan Modul Edukasi K3 melalui studi literatur dan expert judgement serta pembentukan Kader Sawit, dan (3) uji coba/menilai dampak intervensi dengan Quasi Experiment Design (Wilcoxon Test). Hasil intervensi menunjukkan peningkatan signifikan pada skor pengetahuan (dari 38,68 menjadi 50,60), sikap (61,87 menjadi 68,13), dan perilaku (25,38 menjadi 30,53). Peningkatan skor Pengetahuan, Sikap dan Perilaku pada kelompok intervensi rata-rata 7.4 kali lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Selain itu, kecelakaan kerja menurun dari 66,7 % menjadi 10 %, dan angka kejadian penyakit turun dari 43,3 % menjadi 33,3 % setelah intervensi. Dengan demikian, intervensi melalui Modul Edukasi K3 dan Kader Sawit terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku K3 serta menurunkan angka kecelakaan dan penyakit, sehingga dapat menjadi langkah strategis dan efektif untuk meningkatkan literasi dan praktik K3 di industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
In 2023, the palm oil plantation industry was recorded as the sector with the highest national rate of occupational accidents (60.5%), with an annual increasing trend of 18 20%. The two main contributing factors to accidents and occupational illnesses in this sector are lack of management control and low levels of worker knowledge (human factor). To address these issues, this study developed an Occupational Safety and Health (OSH) Education Model through the formulation of an OSH Education Module and the establishment of “Kader Sawit” (Palm Cadres), aimed at improving workers’ safety literacy and practices. This research applied an exploratory mixed-method approach over a six-month period, with the following phases: (1) analysis of OSH implementation and identification of workers’ nutritional status, (2) development of the OSH Education Module through literature review and expert judgment, along with the training of Kader Sawit, and (3) trial and evaluation of the intervention impact using a Quasi-Experimental Design (Wilcoxon Test). The intervention resulted in a significant increase in knowledge scores (from 38.68 to 50.60), attitudes (from 61.87 to 68.13), and safety behavior (from 25.38 to 30.53). The average increase in knowledge, attitude, and behavior scores in the intervention group was 7.4 times higher than in the control group. Furthermore, the incidence of occupational accidents decreased from 66.7% to 10%, while the occurrence of work-related illnesses declined from 43.3% to 33.3% after the intervention. These findings demonstrate that the implementation of the OSH Education Module and the involvement of Kader Sawit are effective strategies for enhancing OSH-related knowledge, attitudes, and behaviors, and for reducing the incidence of accidents and diseases, thereby offering a strategic and impactful approach to improving OSH literacy and practices in Indonesia’s palm oil plantation industry.