Penelitian ini membahas efektivitas pemulihan pascabencana kebakaran sebagai upaya penyelamatan arsip vital di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta. Kebakaran yang terjadi menyebabkan kerusakan pada sebagian arsip, sehingga diperlukan tindakan pemulihan yang cepat dan terarah untuk menjaga keberlangsungan informasi dan layanan lembaga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sejauh mana keberhasilan upaya penyelamatan arsip vital serta mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam proses pemulihan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen yang melibatkan informan dari internal LBH Jakarta.Hasil penelitian menunjukkan bahwa LBH Jakarta telah melakukan beberapa langkah positif, seperti evakuasi awal arsip, pelibatan tim internal dan eksternal, pemindahan arsip ke lokasi yang lebih aman, serta pemulihan server digital. Namun, efektivitas pemulihan belum optimal karena belum adanya standar operasional prosedur (SOP), keterbatasan pelatihan pegawai, dan minimnya sarana pendukung. Penelitian ini merekomendasikan penyusunan SOP penanganan arsip pascabencana, penguatan kapasitas SDM melalui pelatihan, penyediaan infrastruktur pemulihan yang memadai, dan percepatan digitalisasi arsip sebagai strategi perlindungan jangka panjang. Temuan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi LBH Jakarta maupun lembaga lainnya dalam membangun sistem penyelamatan arsip vital yang tangguh dan berkelanjutan.

---

This study discusses the effectiveness of post-fire disaster recovery efforts in safeguarding vital records at the LBH Jakarta. The fire incident caused damage to a portion of the records, necessitating prompt and targeted recovery actions to ensure the continuity of information and institutional services. The aim of this research is to evaluate the success of vital records recovery efforts and to identify supporting and inhibiting factors in the recovery process. This study employs a qualitative approach with a phenomenological method. Data were collected through in-depth interviews, observations, and document studies involving informants from within LBH Jakarta.

The research findings indicate that LBH Jakarta has taken several positive steps, including the initial evacuation of records, involvement of both internal and external teams, relocation of records to a safer location, and recovery of digital servers. However, the effectiveness of the recovery efforts has not been optimal due to the absence of standard operating procedures (SOPs), limited staff training, and a lack of supporting infrastructure.

The study recommends the development of SOP for post-disaster records management, strengthening human resource capacity through training, provision of adequate recovery infrastructure, and acceleration of records digitization as a long-term protection strategy. These findings are expected to serve as a reference for LBH Jakarta and other institutions in building a resilient and sustainable vital records recovery system.