UI - Disertasi Membership :: Kembali

UI - Disertasi Membership :: Kembali

Pengakuan Artifisial Media: Analisis Fenomenologi Interpretatif Atas Fenomena Reifikasi dalam Produksi Sinetron Religi Sub-Genre Azab = Artificial Recognition of Media: An Interpretative Phenomenological Analysis of Reification in Azab Sub-Genre Religious Soap Opera Production

Nanang Haroni; Ibnu Hamad, promotor; Eriyanto, co-promotor; Semiarto Aji Purwanto, examiner; Reny Yulianti, examiner; Evi Eliyanah, examiner; Sitorus, Fitzerald Kennedy, examiner; Inaya Rakhmani, examiner; Indah Santi Pratidina, examiner (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025)

 Abstrak

Penelitian ini menganalisis fenomena reifikasi atau pembendaan hal-hal yang bersifat abstrak dalam produksi sinetron religi sub-genre “azab” dengan fokus pada pengalaman para pelaku di baliknya. Konsep reifikasi dalam penelitian ini merujuk kepada teori pengakuan Axel Honneth yang menegaskan bahwa pengakuan (atas cinta, hak dan solidaritas) merupakan kebutuhan fundamental bagi pembentukan identitas juga integritas manusia. Pada Honneth, reifikasi merupakan konsekuensi dari ketiadaan pengakuan. Melalui lensa teori ini, penelitian membaca pengalaman subyek-subyek dibalik produksi sinetron religi yang dapat diasumsikan telah memaknai ruang dan representasi pesan agama di media sebagai pengakuan tulus meskipun pada saat yang sama mereka juga merasakan kegelisahan terhadap tekanan komersialisasi. Untuk mengurai fenomena ini, penelitian menggunakan pendekatan Analisis Fenomenologi Interpretatif yang merekomendasikan penggalian atas pengalaman subyektif individu dan bagaimana pengalaman tersebut dimaknai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pelaku industri sinetron religi merasakan adanya pengakuan terhadap makna media sebagai sarana penyebaran pesan moral dan ruang artikulasi dakwah tokoh agama. Namun dalam pengakuan ini juga tersirat kegelisahan subyek terhadap kecenderungan instrumentalisasi media atas makna spiritual tersebut. Sebagai siginifikansi, peneliti memperkenalkan konsep Pengakuan Artifisial: bentuk pengakuan yang tampak tulus dan memberdayakan tetapi sebenarnya bersifat semu dan memiliki tujuan instrumental. Konsep ini mengeksplisitkan pengakuan ideologi Honneth dalam penggunaannya untuk konteks media, meskipun kemudian terbuka untuk fenomena-fenomena lainnya. Penelitian juga menunjukkan bahwa pemahaman pekerja profesional media tentang kompleksitas konsep “azab” mengabaikan tafsir teologis yang beragam dan berbasis nalar kritis. Pemaknaannya hanya bersumber pada interpretasi tunggal dan dikuatkan pemahaman simplikatif dalam cerita masyarakat. Dengan demikian, konsep “azab’ yang sudah mengalami reifikasi di tingkat masyarakat, dibawa ke dalam representasi media sebagai komoditas untuk melayani logika industri ketimbang mewujud sebagai pesan agama yang rasional dan mendalam. Fenomena ini menggambarkan akar moral dari praktik representasi agama di media tampak cacat serta berpotensi menciptakan pola pikir simplistik dan tidak kritis di tengah masyarakat.

This study examines the phenomenon of reification, or the concretization of abstract concepts, in the production of religious soap operas within the “divine retribution” (azab) sub-genre, with a focus on the experiences of the practitioners involved. The concept of reification in this research refers to Axel Honneth’s theory of recognition, which posits that recognition (encompassing love, rights, and solidarity) is a fundamental need for the formation of human identity and integrity. According to Honneth, reification is a consequence of the absence of recognition. Through the lens of this theory, the study interprets the experiences of subjects involved in the production of religious soap operas, who are assumed to have perceived the space and representation of religious messages in the media as genuine recognition, despite simultaneously experiencing anxiety regarding commercialization pressures. To deconstruct this phenomenon, the research employs an Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) approach, which recommends exploring individuals’ subjective experiences and how these experiences are interpreted. The findings indicate that religious soap opera industry practitioners feel recognized for the media’s role in disseminating moral messages and as a space for religious figures to articulate their sermons. However, this recognition also implicitly contains the subjects’ anxiety about the media’s tendency to instrumentalize such spiritual meanings. As a significant part of the research, through the deepening of the experience of recognition and mis-recognition or reification, the researcher introduced the concept of Artificial Recognition: a form of recognition that appears to be sincere and empowering but is pseudo-human and serves an instrumental purpose. This concept makes explicit the recognition of ideology from Honneth’s work, as applied to media contexts, although it is later extended to other phenomena. The study also reveals that media professionals’ understanding of the complexity of the “azab” concept disregards diverse theological interpretations and critical reasoning. Their understanding is based solely on a single interpretation and reinforced by simplistic popular narratives. Consequently, the “azab” concept, already reified at the societal level, is transformed into a media commodity to serve industrial logic rather than manifesting as a rational and profound religious message. This phenomenon illustrates that the moral roots of religious representation practices in the media appear flawed and potentially foster simplistic and uncritical thinking within society.

 File Digital: 1

Shelf
 D-Nanang Haroni.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Disertasi Membership
No. Panggil : D-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xv, 218 pages : illustration + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
D-pdf 07-25-45620003 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920574322
Cover