Metode gravitasi yang digunakan dalam dunia geofisika memiliki banyak manfaat seperti dalam mencari struktur geologi, kesediaan mineral dan banyak hal lainnya. Pada penelitian ini metode gravitasi digunakan untuk mendeteksi struktur yang terbentuk akibat terjadinya gempa Cianjur 21 November 2022. Pada penelitian ini juga digunakan metode InSAR demi meningkatkan akurasi keterdapatan struktur yang ada di daerah penelitian berdasarkan deformasi yang terjadi di sekitar area gempa. Dengan menggunakan berbagai parameter pengolahan data gravitasi seperti koreksi topografi, anomali bouger, FFT, FHD hingga SVD struktur berupa sesar yang terbentuk akibat gempa Cianjur tersebut dapat terlihat didukung dengan data InSAR yang menunjukkan perubahan deformasi permukaan yang signifikan. Pada wilayah Cianjur telah ditemukan sesar cugenang dimana sesar ini memilik kemenerusan kearah timur laut, sesar cugenang sendiri merupakan sesar geser yang dilihat berdasarkan metode InSar, sedangkan pada peta FHD dan SVD sesar cugenang tidak terdeteksi karena sesar cugenang yang berorientasi arah lateral dimana sangat sulit untuk menemukan sesar geser menggunakan analisa ini, selian itu terdapat patahan atau sesar lain yang ditemukan searah dengan adanya gempa susulan cianjur tanggal 21 november 2022.
The gravitational method used in the field of geophysics has many benefits, such as in searching for geological structures, mineral availability, and many other things. In this study, the gravitational method is used to detect structures formed due to the Cianjur earthquake on November 21, 2022. This study also used the InSAR method to increase the accuracy of the existing structure's detection in the research area based on the deformation that occurred around the earthquake area. By using various gravity data processing parameters such as topographic correction, Bouguer anomaly, FFT, FHD, and SVD, the structure in the form of a fault formed due to the Cianjur earthquake can be seen, supported by InSAR data showing significant surface deformation changes. In the Cianjur area, the Cugenang fault has been found, where this fault has continuity towards the northeast. The Cugenang fault itself is a strike-slip fault as seen based on the InSAR method, while on the FHD and SVD maps, the Cugenang fault is not detected because the Cugenang fault has a lateral orientation, making it very difficult to find strike-slip faults using this analysis. In addition, there are other faults or fractures found in line with the occurrence of the subsequent Cianjur earthquake on November 21, 2022.