Ratusan ribu korban meninggal akibat tsunami Aceh tahun 2004. Korban dalam jumlah yang sangat banyak itu mestinya tidak terjadi seandainya ada sistem peringatan tsunami pada saat itu. Begitu juga jumlah korban meninggal akibat gempa dan tsunami di Pantai Pangandaran, Jawa Barat (2006) dan Palu (2018) mestinya dapat dikurangi . Tak terbilang lagi kasus-kaus yang terjadi di belahan bumi. Bahkan terlalu banyak manusia mati sia-sia karena menjadi korban bencana. Salah satu alasan utamanya: ketiadaan informasi (pada waktu sebelum, saat dan setelah bencana), keterlambatan menerima informasi, salah menerima informasi, tidak tahu cara merespons ancaman, atau pemahaman/persepsi yang kurang tepat serta penerapan keyakinan sehingga menolak sebuah informasi. Dengan semakin meningkatnya ancaman lantaran peristiwa alam dan kesehatan seperti di atas, maka langkah tepat yang harus diambil ialah merumuskan solusinya. Salah satu solusi dimaksud adalah mengadopsi dan menerapkan konsep atau pendekatan Komunikasi Risiko.