This research explains the origins of the tradition of eating baidang in Rantau Singingi and details the procedures involved in the practice. It also offers an interpretation of the eating baidang tradition, discussing its importance in adapting to changing times, ensuring that the roots of this tradition remain intact and do not diminish over time. Using ethnographic methods, the study adopts a holistic and integrated approach, providing in depth descriptions and qualitative analysis to capture the community’s perspective that upholds this tradition. The findings indicate that eating baidang is a long-standing tradition continually practised by the Singingi community during badua (celebration) events. Serving food in this context is a way to extend hospitality to guests, underscoring the importance of respecting customs and empowering customary apparatus. The tradition of eating baidang follows specific rules regarding the order of serving the food, which trains discipline and reminds oneself of the stages that must be taken to achieve something. As time has changed, the practice of eating baidang has evolved; many now combine it with buffet-style dishes due to the extensive tableware required for a traditional eating baidang. While some may perceive it as outdated and troublesome, the tradition carries a deep meaning. It embodies critical social values such as gotong-royong (mutual cooperation), the value of politeness, and the strengthening of friendship while also providing a space for exchanging ideas.
Penelitian ini menjelaskan asal usul tradisi makan baidang di Rantau Singingi dan merinci prosedur yang terlibat dalam praktik tersebut. Penelitian ini juga menawarkan interpretasi tradisi makan baidang, membahas pentingnya tradisi ini dalam beradaptasi dengan perubahan zaman, memastikan bahwa akar tradisi ini tetap utuh dan tidak berkurang seiring waktu. Dengan menggunakan metode etnografi, studi ini mengadopsi pendekatan holistik dan terintegrasi, memberikan deskripsi mendalam dan analisis kualitatif untuk menangkap perspektif masyarakat yang menjunjung tinggi tradisi ini. Temuan menunjukkan bahwa makan baidang adalah tradisi lama yang terus dipraktikkan oleh masyarakat Singingi selama acara badua (perayaan). Menyajikan makanan dalam konteks ini adalah cara untuk memberikan keramahan kepada tamu, menggarisbawahi pentingnya menghormati adat istiadat dan memperkuat aparatus adat. Tradisi makan baidang mengikuti aturan khusus mengenai urutan penyajian makanan, yang melatih disiplin dan mengingatkan diri sendiri tentang tahapan yang harus ditempuh untuk mencapai sesuatu. Seiring perubahan zaman, praktik makan baidang telah berevolusi; Banyak orang kini menggabungkannya dengan hidangan prasmanan karena banyaknya peralatan makan yang dibutuhkan untuk makan baidang tradisional. Meskipun sebagian orang mungkin menganggapnya ketinggalan zaman dan merepotkan, tradisi ini memiliki makna yang dalam. Tradisi ini mewujudkan nilai-nilai sosial penting seperti gotong-royong (kerja sama timbal balik), nilai kesopanan, dan penguatan persahabatan, sekaligus menyediakan ruang untuk bertukar ide.