Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiara Marsainy
"Dalam beberapa puluh tahun terakhir, fotoproduksi kaon telah menjadi salah satu kanal yang dikenal berpotensi untuk menemukan missing resonances yang telah diprediksi oleh Quark Model, akan tetapi belum dikonfirmasi oleh eksperimen. Namun kanal reaksi ini memiliki kesulitan-kesulitan tersendiri, yaitu cross section rendah dan energi threshold yang sangat tinggi. Energi threshold untuk fotoproduksi kaon adalah 911 MeV, sangat tinggi jika dibandingkan dengan energi threshold untuk fotoproduksi pion, yaitu 150 MeV. Penentuan background yang tepat menjadi penting untuk menentukan kontribusi resonans. Saat ini kontribusi resonans dapat ditentukan dengan menggunakan sebuah metode pengambilan keputusan dalam statistik, yang disebut dengan Metode Bayesian. Metode ini tidak hanya mengevaluasi sebuah model pada seluruh parameternya, namun juga memasukkan distribusi prior dan data eksperimen ke dalam perhitungan. Analisis menggunakan metode ini menunjukkan bahwa sekumpulan resonans menggambarkan proses fotoproduksi kaon dengan lebih baik dari pada sekumpulan resonans lainnya.

Kaon photoproduction has drawn considerable attention for decades as one of the promising processes to find the missing nucleon resonances, predicted by quark model but not listed yet by the Particle Data Group. Nevertheless, this channel has a unique difficulty, e.g., the small cross section and high threshold energy. the threshold energy for kaon photoproduction is 911 MeV, significantly high compared with that of the pion photoproduction, i.e. 150 MeV. Determining the background part of the process becomes a daunting task in order to approximate the resonance contribution. At present, the resonance contribution can be determined by using an established statistical decision making method, which is called the Bayesian Method. This method does not only evaluate the model over its entire parameter space, but also takes the prior information and experimental data into account. Analysis using this Bayesian Method showed that a set of resonances can describe kaon photoproduction better than others."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T38724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutoharoh
"[ABSTRAK
Telah dipelajari dan dikembangkan sebuah model sederhana untuk reaksi fotoproduksi
kaon pada neutron dari deuteron yaitu model isobar dengan menggunakan
pendekatan impuls. Nilai yang dicari adalah nilai penampang lintang diferensial
dengan variasi energi foton dimulai dari 1,15 GeV-3,55 GeV. Hasil penelitian ini
menunjukkan reaksi
+ n ! K++􀀀 dapat diektraksi dari reaksi
+ d ! K++􀀀
+ p. Selain itu dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian antara data teori dengan
data eksperimen berbeda jauh, data teori melampaui jauh diatas nilai data eksperimen.
Salah satu faktor yang menyebabkan hasil data teori dengan eksperimen
jauh berbeda disebabkan oleh elemen operator dimana nilai elemen operator yang
digunakan memiliki nilai maksimum 2 GeV sedangkan data ekperimen hingga mencapai
nilai 3 GeV. Hal inilah yang menyebabkan data teori dengan menggunakan
model missing resonans harus dikalikan dengan faktor pengali agar t dengan hasil
eksperimen.

ABSTRACT
Has been studied and developed A simple model for reaction of positive kaon on
neutron from deuteron in a isobaric model using impulse approximation. The calculation
covered di erential cross section. The value is analyzed with energy range
start from 1.15-3.55 GeV. The result show that the cross section for
+ n! K++􀀀
can be extracted from the reaction
+ d ! K+ + 􀀀 + p. The research can be
concluded that the result of theory is over predicted and the one of this factor is
operator elementary that the maximum value we used is 2 GeV, whereas the result
of experiment until 3 GeV. This is make me the theory data using missing resonance
must be times with a times factor to t with the experiment result, Has been studied and developed A simple model for reaction of positive kaon on
neutron from deuteron in a isobaric model using impulse approximation. The calculation
covered di erential cross section. The value is analyzed with energy range
start from 1.15-3.55 GeV. The result show that the cross section for
+ n! K++􀀀
can be extracted from the reaction
+ d ! K+ + 􀀀 + p. The research can be
concluded that the result of theory is over predicted and the one of this factor is
operator elementary that the maximum value we used is 2 GeV, whereas the result
of experiment until 3 GeV. This is make me the theory data using missing resonance
must be times with a times factor to t with the experiment result]"
2015
T43804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakinah
"ABSTRAK
Data eksperimen fotoproduksi K+ terbaru yang dikeluarkan oleh kolaborasi
CLAS, LEPS, GRAAL, dan Crystal Ball akan dimodelkan yang memanfaatkan
pendekatan multipole dengan menyertakan semua resonans termasuk spin tinggi
11
2 dan 13
2 . Dengan tujuan tersebut kami mengunakan diagram Feynman untuk
menghitung amplitudo background dan parameterisasi Breit-Weigner untuk amplitudo
resonans serta data-data resonans nukleon yang dikeluarkan oleh PDG sebagai
parameter dalam perhitungan numerik. Hasil ditampilkan dalam bentuk grafik
untuk semua observabel-observabel penelitian yang selanjutnya dibandingkan
dengan observabel penelitian sebelumnya (Model Isobar). Hasil yang didapatkan
menunjukkan model ini lebih sesuai dengan data eksperimen dilihat pada observabel
penampang lintang total.

ABSTRACT
The recently published experimental data on K+ photoproduction by the CLAS,
LEPS, GRAAL, dan Crystal Ball collaborations are analyzed by using the Multipoles
approach for describing all nucleon resonances, including resonances with
high spin 11
2 and 13
2 . For this purpose, we use Feynman diagrams to calculate the
background amplitudes, the Breit-Wigner form for resonance amplitudes and all
available experimental data of nucleon resonances published by PDG, to constrain
the parameters in numerical calculation. The result of our calculation is presented
for all observables and compared with the previous study (Isobar Model), as well
as experimental data. It is found that the present model has a better agreement with
cross section experimental data."
2016
S63310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rusli
"ABSTRAK
Produksi K+Λ diteliti pada daerah energi ambang (threshold) hingga 2 GeV. Amplitudo latarnya dikonstruksi dari diagram Feynman, sedangkan amplitudo resonansnya menggunakan formalisme multipol. Sementara, produksi K0Λ merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya dengan mengubah kopling helisitas foton pada nukleon dan mengganti proton menjadi netron. Observables yang diukur adalah penampang lintang dan polarisasi. Hasil yang didapat pada kanal K+Λ menunjukkan kesesuaian dengan data penelitian. Sedangkan, prediksi pada kanal K0Λ memperlihatkan hasil yang berbeda dengan data perhitungan teoretis Kaon-Maid.

ABSTRACT
Photoproduction of K+Λ has been investigated in the energy range from threshold up to 2 GeV. The background amplitude is constructed from Feynman diagrams, whilst the resonance terms extracted from the multipole formalism. The K0Λ photoproduction model is obtained by extending the model for K+Λ channel and replacing proton with neutron. The observables calculated in this investigation are cross-section and polarization observables. In the K+Λ channel the agreement with the experiment data is obtained. In the case of K0Λ channel, the predicted observables differ significantly from those of Kaon-Maid."
2016
S63414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Aulia
"Model isobar yang dikembangkan untuk fotoproduksi kaon pada kanal KLambda dapat menjelaskan kedua kanal isospin K+Lambda dan K0Lambda. Model tersebut dikembangkan dengan menyertakan data terbaru kolaborasi CLAS. Particle Data Group (PDG) baru saja merilis daftar resonans nukleon terbaru, salah satunya resonans P11(2100). Dengan mempertimbangkan kehadiran resonans baru tersebut, diharapkan adanya peningkatan kecocokan antara model teoretis dan data eksperimen. Formalisme ini digunakan untuk mendapatkan observabel-observabel yang diperhitungkan. Perhitungan analitik disertakan pada perhitungan numerik (proses fitting) untuk mendapatkan kecocokan antara model teoretis dan data eksperimen dengan meminimalisasi nilai chi square. Didapatkan bahwa model pengembangan (model A) memiliki kecocokan lebih baik dibandingkan model lama(model B) terhadap data eksperimen. Namun kontribusi resonans nukleon yang disertakan tidak terlalu signifikan, dibuktikan dengan penurunan nilai chi square yang kecil.

The isobar model for kaon photoproduction in the KLambda channel can explain the two isospin channels K+Lambda and K0Lambda. This model was developed by including the latest data from the CLAS collaboration. Particle Data Group (PDG) has just released the latest nucleon resonances list, one of them is P11(2100) resonance. Taking into account the presence of a new resonance, it is hoped that there will be an increase in the agreement between theoretical model and experimental data. The formalism used in the study was obtained by calculating the scattering amplitude for the nucleon resonance with spin 1/2. This formalism was used to obtain the calculated observables. The obtained analytical formulation was used in the numerical calculations, i.e., in the fitting process to obtain the best agreement between theoretical model and experimental data by minimizing the value of chi square. It was found that the present model (model A) has a better performance than the old model (model B). However contribution of new nucleon resonance is not significant, as indiated by a small decrease in the value of chi square.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wowo Diergo Suciawo
"Dalam fotoproduksi kaon, banyak data eksperimen yang telah didapatkan namun masih sedikit teori yang dapat menjelaskan hasil tersebut dengan baik. Dengan meneliti peran resonans hyperon dalam fotoproduksi kaon, diharapkan dapat memahami reaksi ini dengan lebih baik. Penelitian ini menggunakan metode Lagrangian efektif dengan interaksi yang lebih konsisten untuk mencari nilai amplitudo hamburan, kemudian parameter yang tidak diketahui dalam amplitudo hamburan dicocokkan dengan data eksperimen dengan meminimalisasikan nilai χ2/N. Data eksperimen yang digunakan ialah penampang lintang dan observabel polarisasi. Hasil yang didapatkan menunjukkan nilai yang lebih sesuai dengan data eksperimen, terutama pada daerah sudut mundur.

Kaon photoproduction has been investigated and experimented but still few theories can explain it well. Investigating hyperon resonance in kaon photoproduction may provide a better explanation about this process. This study was conducted by using an effective Langrangian method with consistent interaction to calculate scattering amplitude, then the unknown parameters in scattering amplitude would be fitted with experimental data by minimizing χ2/N value. Experimental data which is used are cross-section and polarization observable. The results showed values more precise with the experimental data, especially at backward angle.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S62061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geoffry Gifari
"Foto- dan elektro-produksi Kaon merupakan salah satu eksperimen yang dapat menelaah komposisi dari nucleon, mengeksitasi derajat kebebasan strangeness yang sampai saat ini masih merupakan ladang luas untuk penelitian. Usaha-usaha untuk memodelkan proses foto- dan elektro-produksi kaon melibatkan level energi dari spin tinggi (keadaan tereksitasi, atau disebut resonans) secara akurat terhambat oleh adanya pengaruh dari komponen tidak fisis selama perhitungan (dikenal sebagai lower spin background problem). Pada penelitian ini, dilakukan perhitungan amplitude fotoproduksi Kaon menggunakan propagator spin-3/2 dan 5/2 murni. Propagator spin-5/2 murni dikonstruksi dari bawah menggunakan metode operator proyeksi. Amplitudo hamburan efektif yang menggambarkan interaksi skala hadron akan disusun menggunakan propagator tersebut, beserta suku-suku interaksi nucleon-foton dan nucleon-hadron yang sesuai.

Kaon photo- and electro-production are a some of the experiments capable of dissecting the composition of the nucleon, exciting strangeness degree of freedom which still to this day is a ripe field for exploration. Efforts to model kaon photo- and electro-production process accurately involves high-energy and high-spin nucleon excited states (nucleon resonance), which has been slowed down by the influence of unphysical components of the theory (known in literature as the ”lower spin background problem”). In this research, Kaon photoproduction scattering amplitude is calculated with pure spin-3/2 and spin-5/2 propagators, constructed from bottom up with the method of projection operators. Effective hadronic amplitude will be assembled with the propagators along with suitable photonic and hadronic interaction terms, with the end result being an amplitude expansion in terms of gauge-invariant matrices."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharyo Sumowidagdo
"Sebuah model fenomenologis sederhana untuk reaksi fotoproduksi kaon yang bekerja dari energi ambang hingga energi tinggi dipelajari dan dikembangkan dalam penelitian ini. Model ini merupakan kombinasi antara model isobarik; yang bekerja pada energi menengah, dan model Regge; yang bekerja pada energi tinggi. Kombinasi dicapai dengan menggunakan formalisme Regge pada amplitudo kanal resonansi t dengan partikel pertukaran K* dan K1. Pada daerah energi menengah, diperoleh efek redaman amplitudo yang lebih baik dibandingkan penggunaan faktor bentuk hadronik. Pada daerah energi tinggi, diperoleh deskripsi yang baik untuk sudut hamburan kecil namun belum diperoleh hasil yang baik untuk sudut sangat kecil, 0.9 ≤ Cos θ ≤ 1.0. Penggunaan model ini untuk integrasi GDH sum rule memberikan kontribusi yang konvergen pada kanal reaksi fotoproduksi kaon.

Kaon Photo production in the High-Energy RegionA simple phenomenological model for kaon photo production which works from thresh-old up to the high energy region is studied and developed in this work. The model is a combination of isobaric model; which works in the intermediate energy region, and Regge model; which works in the high energy model. The combination is achieved by using Regge formalism for the t-channel resonance amplitude with exchange particles K* and K1. In the intermediate energy region, we obtain better cut-off effect compared to the use of hadronic form factors. In he high energy region, we obtain good results for small scattering angle, but the model still unable to describe the experimental data at very forward angles, 0.9 ≤ Cos θ ≤ 1.0. Integration of the GDH sum rule with this model gives a convergent result for the contributions of kaon photo production to the GDH sum rule."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T8137
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Komala Sari
"ABSTRAK
Penelitian ini menginvestigasi efek dari faktor bentuk hadronik dalam fotoproduksi kaon pada nukleon, +p ! K++. Telah ditemukan bahwa bentuk faktor bentuk hadronik tertentu dapat memperbaiki kecocokan antara perhitungan model dan data eksperimen, khususnya pada energi tinggi. Namun pengikutsertaan faktor bentuk hadronik dalam perhitungan menjadi sumber terlalu teredamnya cross section pada sudut depan kaon. Penelitian ini bertujuan untuk mencari penyebab hal tersebut sekaligus mencari bentuk faktor bentuk seperti apa yang dapat meredam divergensi pada amplitudo hamburan dan cocok dengan data eksperimen. Data eksperimen untuk differensial cross section, polarisasi tunggal, dan polarisasi ganda pada investigasi ini didapat dari kolaborasi CLAS, GRAAL, dan LEPS. suku Born dan suku resonan pada model dikonstruksi secara kovarian, yaitu dengan menggunakan teknik Feynman. Teori pseudoskalar digunakan untuk menghitung verteks hadronik dalam amplitudo. Beberapa bentuk faktor bentuk hadronik telah dianalisis dan hasil numeriknya dibandingkan dengan data dalam rangka untuk mengetahui faktor bentuk yang cocok untuk fotoproduksi kaon.

ABSTRACT
We have investigated the effect of hadronic form factors in kaon photoproduction off the nucleon, + p ! K+ + . It is found that certain forms of hadronic form factors can significantly improve the agreement between model calculation and experimental data, especially at higher energies. However, the inclusion of hadronic form factors might also become the source of oversuppression of the cross section at forward kaon angles. In this research we are interested in locating the origin of this problem as well as the types of form factor which can suppress the divergence of scattering amplitudes and simultaneously yield the best agreement with experimental data. Experimental data on differential cross section, single and double polarization from CLAS, GRAAL, and LEPS collaborations have been used in this investigation. The born and resonance terms of the model are constructed in covariant way, i.e. by using Feynman technique. We used the pseudoscalar theory to calculate the hadronic vertices in the amplitude. Several forms of hadronic form factor have been analyzed and the corresponding numerical results are compared to data in order to determine the appropriate form factor in kaon photoproduction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43802
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairi Trisnayadi
"P margin-bottom: 0.08in; direction: ltr; color: rgb 0, 0, 0 ; A:link color: rgb 0, 0, 255 ; Pada tesis ini interaksi K-p kami hitung dengan menggunakan model potensial pertukaran-satu-hadron. Nilai parameter ditentukan melalui fiting dengan data eksperimen penampang lintang diferensial untuk hamburan K-p. Proses perhitungan hamburan K-p menggunakan basis tiga-dimensi. Parameter fiting terdiri dari massa cut-off, konstanta kopling ?, ?, ?, ? dan ?, dan massa ?. Proses fiting dihitung pada energi antara 51.23 dan 884.84 MeV.

P margin bottom 0.08in direction ltr color rgb 0, 0, 0 A link color rgb 0, 0, 255 In this thesis we present the one hadron exchange model potential for K minus p interaction. The parameters are determined by fitting with the experiment data of K minus p scattering. We calculate the K minus p scattering by using three dimensional basis. The fitting parameters consist of cut off masses and coupling constants of , , , dan , and mass of . The fitting processes are calculated in energy between 51.23 and 884.84 MeV.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>